Foto Saya
HMPT (Himpunan Mahasiswa Perlindungan Tanaman)
makassar, sulawesi selatang, Indonesia
” Mewujudkan insan akademis yang profesional, kritis, inovatif, berakhlak mulia,dan mengabdi demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Tuhan Yang maha Esa ”
Lihat profil lengkapku
Selasa, 30 November 2010

LEBAH MADU ( Apis spp.)

Lebah madu tergolong :

Ordoq : Hymenoptera

Famili : Apidae

Subfamili : Apinae. Genus Apis

Ø Lebah madu merupakan pollinator biologis.

Ø Anderson dkk, 1973 mengemukakan bahwa selama 1 tahun sebuah koloni lebah membutuhkan 30 kg tepung sari yang dikumpulkan oleh tungkai depan dan tungkai tengah. Kumpulan tepungsari itu diletakkan dalam sikat datar yang terletak dalam tibia yang merupakan keranjang tepungsari kedua tungkai belakang.

Pollinator terdiri dari : angin,air,binatang vertebrata,serangga,gaya berat dan manusia.

Pollinator yang efektif adalah :

1. Pollinator harus berkali –kali mengunjungi bunga.

2. Pollinator harus dapat bekerja pada semua musim untuk mengambil tepung sari.

3. Pollinator harus dapat mengunjungi banyak bunga dan tanaman pada satu kesatuan waktu.

4. Pollinator harus dapat mengunjungi banyak bunga terutama pada tanaman yang membutuhkan perkawinan silang

5. Kunjungan pollinator terbatas pada bunga-bunga yang mempunyai serbuk sari yang telah matang atau stigma yang telah siap dibuahi.

6. Pollinator harus mampu membawa banyak tepungsari yang seragam dan matang

7. Pollinator harus mampu meletakkan tepung sari pada stigma yang siap dibuahi.

Hubungan lebah madu dan vegetasi Sila,(1990)

Produksi

Madu

Royal Jelly

Bee Pollen

Bee Bread

Bee Venom

Propolis

lilin

Lebah madu adalah serangga sosial, hidup berkoloni

Ø Di dalam koloni terdapat: ratu (queen),lebah pekerja (worker) dan beberapa lebah jantan (drone).

Ø Metamorfosis sempurna.

Ø Selama periode bertelur,ratu lebah dapat menghasilkan 2000 butir telur/hari. Lebah pekerja adalah serangga betina yang steril. Lebah jantan bertubuh besar ,tdk mempunyai sengat,tugasnya adalah mengawini ratu.

Ø Secara alami lebah ditemukan bergantung di pohon. Sarangnya (comb) berbentuk sel-sel segi enam,terbuat dari lilin yang dihasilkan oleh tubuhnya. Telurnya disimpan pada sel tersebut dan serbuk sari dan madu disimpan pada sel lain.

Jenis lebah madu:

1. Apis dorsata (Giant Honey Bee).

  • Disebut lebah hutan.Ukurannya besar.Berkembang di daerah subtropis dan tropis Asia al; Indonesia, Filipina. Di Indonesia terdapat di Kalimantan, Sumatra, Papua, NTT,dan NTB.
  • Ukuran sarangnya besar,panjang 30-40cm -100-160 cm,tinggi sarang 100 cm. Jenis pohon yang disukai untuk bersarang adalah pohon yang tinggi seperti kemiri,meranti. Biasanya pada 1 pohon terdapai 100 koloni,satu koloni terdiri dari 60.000 – 100.000 pekerja.

· A.dorsata kuat dan agresif,tidak dapat hidup pada tempat tertutup. Dapat mendeteksi musuhnya pada jarak 50-100m. Dapat menghasikan madu yang bervariasi jumlahnya tergantung nmusim. Pada musim yang sesuai untuk perkembangannya dapat menghasilkan rata 10 kg madu/sarang

Perbanyakan dan teknik aplikasi Beauveria bassiana


· Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas dalam pengingkatan produksi pertanian

· Laboratorium Hama dan Penyakit Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman telah mengembangkan dan memproduksi secara massal jamur patogen serangga Beauveria sebagai insektisida alami

CARA KERJA B. BASSIANA

· Jamur B. bassiana masuk ke tubuh serangga inang melalui kulit, saluran pencernaan , spirakel dan lubang alami lainnya

· Inokulum jamur yang menempel pada tubuh serangga inang akan berkecambah membentuk tabung kecambah kemudian masuk menembus kulit tubuh. Penembusan dilakukan secara mekanis dan atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin .

· Jamur akan berkembang dalam tubuh inang dan menyerang seluruh jaringan tubuh sehingga serangga mati,

· Miselia jamur menembus keluar tubuh inang , tumbuh menutupi tubuh inang dan memproduksi konidia.

· Apabila keadaan kurang menguntungkan perkembangan jamur di dalam tubuh inang

HAMA SASARAN

· Conophomorpha Cramerella ( Penggerek Buah kakao ) pada tanaman coklat.

· Ostrinia furnacalis pada tanaman jagung

· Dilaporkan kurang lebih 175 jenis serangga hama yang menjadi inang jamur B. bassiana

Beberapa Keunggulan jamur serangga B. bassiana sebagai pestisida alami

1. Selektif terhadap hama sasaran sehingga tidak membahayakan serangga lain bukan sasaran seperti predator , parasitoid , serangga penyerbuk dan serangga berguna lebah madu

2. Tidak meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian , dalam tanah maupun pada aliran air alami

3. Tidak menyebabkan fitotoksi (keracunan) pada tanaman

4. Mudah diproduksi dengan teknih sederhana

5. Untuk memperoleh hasil pengendalian yang efektif, penyemprotan sebaiknya dilakukan sore hari (pukul 15.00 – 18.00 ) untuk mengurangi kerusakan oleh sinar matahari

6. Formulasi B. bassiana sebaiknya disimpan di tempat sejuk untuk mempertahankan efektifitasnya dan sedapat mungkin dihindarkan dari pengaruh panas secara langsung.

CARA PERBANYAKAN

1. Pencarian kadaver serangga yang terinfeksi oleh B. bassiana

2. Pemurnian isolat B. bassiana

3. Perbanyakan massal B. bassiana

Ø Perbanyakan massal dengan media jagung

· Jagung ditimbang sebanyak 1 kg dicuci dan kemudian dicacah. Jagung dimasak selama 30 menit kemudian dikering-anginkan selama 1 jam. Jagung dimasukkan ke dalam bungkusan plastik masing-masing 100 g. Jagung disterilkan dengan menggunakan aouto clve selama 2 jam dalam 1 atm. Jagung dipindahkan ke dalam laminar air flow untuk siap diinokulasikan B.bassiana. B.bassiana dalam media jagung diinkubasi selama 3 hari dan siap untuk dipanen dan diaplikasikan untuk keperluan lainnya.

· Jagung disterilkan dengan menggunakan aouto clve selama 2 jam dalam 1 atm. Jagung dipindahkan ke dalam laminar air flow untuk siap diinokulasikan B.bassiana. B.bassiana dalam media jagung diinkubasi selama 3 hari dan siap untuk dipanen dan diaplikasikan untuk keperluan lainnya.

PENYAKIT MURBEI

1. PENYAKIT TEPUNG (Phyllactinia moricola Homma)

Penyebab : Cendawan

Gejala serangan : Daun menjadi kecil, terdapat bintik-bintik putih pada bagian bawah daun, kadang-kadang pada bintik muncul badan buah (Perithelium ) warna kuning, kuning coklat sampai hitam

Penyebaran : konidia terbawa angin kemudian melekat pada cabang, batang, pucuk

Cara Pencegahan

1. Jangan menanam ras-ras murbei yang mudah mengeras, contoh : Akagi, Tsurutu.

2. Mencegah penanaman murbei yang rapat.

3. Mengumpulkan daun-daun yang terserang, kemudian dibakar atau dimasukkan di dalam tanah.

4. Disemprot dengan bahan-bahan kimia, contoh: bubur korado

2. PENYAKIT KARAT (Accidium maci / Barclay)

Penyebab : Cendawan

Gejala kerusakan : Terjadi penebalan pada kuncup daun, tunas-tunas muda. Bagian yang terserang menjadi kuning terang, kuning orange. Daun berbintik-bintik dan pada bintik-bintik terdapat badan buah (Accidium) berbentuk bundar atau bulat telur.

Penyebaran : Melalui angin

Cara Pencegahan

  1. Bagian tanaman yang terserang dikumpulkan sebelum musim penghujan dibakar.
  1. Mengatur jarak tanam (hindari jarak tanam sempit).
  2. Menjaga sirkulasi udara dalam kebun, jangan jelek.
  3. Sanitasi kebun yang baik dengan mengurangi gulma.

3. PENYAKIT PLASTA (Septobasidium bogoriense / PATOUILLARD)

Penyebab : Cendawan

Gejala serangan : Terdapat bintik-bintik kelabu pada cabang dan batang. Permukaan bintik licin, warna coklat pada bagian tengahnya, bintik pecah bila sudah tua. Penyakit menyerang pada batang atau cabang-cabang yang tua pada pohon pada pohon yang tidak dipangkas, atau sedang dipangkas.

Peletupan hama erat hubungannya dengan kutu-kutu batang (Basidiospora tumbuh pada embun jelaga

Cara Pencegahan

1. Memusnahkan kutu batang

2. Membuang miselia-miselia cendawan

3. Mengurangi cabang-cabang atau membuat pangkasan rendah

4. Sirkulasi udara dalam kebun harus baik

4. PENYAKIT BERCAK DAUN (Septogleum mori / BRIOSI et CAVAPA)

Gejala penyakit : pada sisi daun terdapat bintik coklat gelap tidak teratur. Pada bintik terkumpul spora kecil warna putih atau merah muda. Penyakit berkembang cepat pada kondisi lembab, sirkulasi udara jelek.

Cara pencegahan :

1. Memperbaiki drainase dalam kebun

2. Mengurangi pemupukan N.

5. PENYAKIT BAKTERI (Pseudomonas siringae pv mori )

Gejala penyakit :

o Timbul bintik nekrosis yang akhirnya berlubang pada tunas-tunas muda

o Tangkai dan urat-urat daun yang nekrosis mengkerut, menggulung, kuning, dan akhirnya daun gugur

o ujung cabang hitam, layu, dan mati

Cara pengendalian :

1. Mengatur drainase dan sirkulasi udara dalam kebun

2. Mengurangi pemupukan N

3. Membuang sumber infeksi

4. Mengatur jarak tanam (hindari jarak tanam sempit)

WITA (Waktu Indonesia Bagian Tengah)

Total Tayangan Halaman

Pengikut

KETUA UMUM HMPT-UH 2004-2005

KETUA UMUM HMPT-UH 2004-2005
Yusran

KETUA UMUM HMPT-UH 2005-2006

KETUA UMUM HMPT-UH 2005-2006
Akbar Palisu

KETUA UMUM HMPT-UH 2006-2007

KETUA UMUM HMPT-UH 2006-2007
Sucianti

KETUA UMUM HMPT-UH 2007-2008

KETUA  UMUM HMPT-UH 2007-2008
Laode Khalik

KETUA UMUM HMPT-UH 2008-2009

KETUA UMUM HMPT-UH 2008-2009
H. Rengga Mulia

KETUA UMUM HMPT-UH 2009-2010

KETUA UMUM HMPT-UH 2009-2010
Ahmad Amiruddin Usman
Powered By Blogger

Masukkan Code ini K1-1174AC-5
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com Download Software Tips Komputer

kenapa anda memilih untuk berlembaga?

Badan Pengurus Harian HIMPUNAN MAHASISWA PERLINDUNGAN TANAMAN. Diberdayakan oleh Blogger.