Foto Saya
HMPT (Himpunan Mahasiswa Perlindungan Tanaman)
makassar, sulawesi selatang, Indonesia
” Mewujudkan insan akademis yang profesional, kritis, inovatif, berakhlak mulia,dan mengabdi demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Tuhan Yang maha Esa ”
Lihat profil lengkapku

PUP (Pola Umum Pengkaderan)


Lampiran : Ketetapan Sidang Umum HMPT-UH No : 09/TAP/SIDANG UMUM/PS/HMPT-UH/VI/2009 Tentang Pembahasan dan Penetapan PUP HMPT-UH.
 

POLA UMUM PENGKADERAN (PUP)
HIMPUNAN MAHASISWA PROTEKSI TANAMAN (HMPT)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2009

BAB I
PENDAHULUAN

Pertanian sebagai salah satu aspek pokok dalam pembangunan nasional. Dalam hal ini pembangunan pertanian yang berkelanjutan yang pada intinya adalah ketergantungan input rendah, keamanan lingkungan, kesejahteraan, dan produktifitas yang tinggi sehingga seyogyanyalah secara dini menciptakan generasi pembangunan dalam mendukung pengembangan pertanian yang dicita-citakan.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan cita-cita tersebut, meliputi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber daya Manusia (SDM) yang unggul. SDM yang unggul adalah kemampuan mengelola Sumber Daya Alam yang ada secara efektif dan semaksimal mungkin serta memiliki pengetahuan, pengalaman, wawasan yang luas, integritas yang tinggi, sadar akan makna hidup, bermoral yang tinggi yang dilandasi dengan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memilki pemahaman dan tanggung jawab sosial kepada masyarakat bangsa dan negara. Disamping itu memiliki jiwa kepemimpinan, kemandirian, kewirausahaan dan semangat untuk maju, sifat profesionalisme, manajerial serta etos kerja yang tinggi.
HMPT sebagai salah satu lembaga profesi yang berorientasi pada pengabdian masyarakat maka seharusnya menciptakan kader-kader yang berkualitas sehingga kader-kader yang terhimpun di HMPT senantiasa melakukan dialektika pada setiap zaman dengan menjadikan kampus sebagai taman akademis dan lingkungan masyarakat sebagai objek pengabdian.
Pengkaderan sebagai sebuah proses yang dapat memberikan nilai tambah yang optimal maka ada dua hal yang diperhatikan secara serius. Pertama, Proses pengkaderan yang dilakukan, sangat terkait dengan persoalan kualitas sang pengkader, pengurus lembaga, pedoman pengkaderan dan teknik pengkaderan serta fasilitas yang tersedia. Kedua, iklim dan suasana yang dibangun dalam hal ini HMPT harus mampu menciptakan iklim dan suasana yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan kualitas kader secara optimal.
Jika kedua hal tersebut diatas dapat diwujudkan maka HMPT akan menciptakan out put kader yang mempunyai kualitas-kualitas intelektual dan profesionalisme yang tinggi sehingga dari kedua kualitasnya ini dapat dipadukan yang pada gilirannya mampu mengembang dan melaksanakan tugas kemanusiaan, dalam hal ini mampu menjalankan tugas profesinya ditengah-tengah masyarakat. Dalam rangka melaksanakan proses pengkaderan yang berkesinambungan secara optimal maka disusunlah Pedoman Umum Pengkaderan yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk melaksanakan proses kaderisasi di Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman (HMPT) Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin.

BAB II
KADER DAN PENGKADERAN

II.1.  Pengertian Kader
Kader adalah satu orang atau lebih yang terorganisasi secara berkelanjutan dan menjadi roh bagi kelompok atau kehidupan suatu organisasi, dalam artian dalam organisasi manapun ia berkecimpung, maka mutlak mengenal aturan main organisasinya.

II.2.  Pengertian Pengkaderan
Pengkaderan adalah suatu usaha sadar yang sistematis, teratur dan menyeluruh yang berupa bimbingan, pelatihan dan segala bentuk kegiatan yang sifatnya mendidik dan memberikan pengajaran kepada kader yang mengarah kepada pencapaian tujuan.

BAB III
ARAH PENGKADERAN

III. 1. Pengertian
Secara terminologis “Arah” dapat diartikan sebagai suatu petunjuk yang dapat memberikan jalan menuju suatu tujuan, atau dapat pula dimaknai sebagai pedoman yang dapat dijadikan patokan untuk melakukan usaha sistimatis dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksud “Arah Pengkaderan” adalah suatu pedoman yang dijadikan petunjuk atau penuntun yang memberikan arah dalam keseluruhan proses pengembangan dan pelaksanaan bentuk-bentuk pelatihan pengkaderan. Pengkaderan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan HMPT, oleh karena itu tujuan lembaga merupakan titik sentral dan pengerah dari kegiatan-kegiatan pengkaderan HMPT. Maka dari itu setiap aktivitas lembaga baik pengkaderan yang sifatnya formal maupun pengkaderan-pengkaderan yang sifatnya non formal relevan dengan tujuan lembaga.

III.2.   Landasan-landasan
3.2.1.  Landasan Nilai
Landasan nilai adalah nilai-nilai kemanusiaan yang universal yang melekat didalam pribadi tiap-tiap mahasiswa, dari nilai-nilai ini diharapkan dapat memberikan motivasi, inspirasi dan semangat dalam segala gerak langkah serta memberikan orientasi tentang sasaran akhir yang harus dicapai dari sebuah usaha. Nilai-nilai kemanusiaan merupakan pedoman normatif yang harus mengarah dan membentuk orientasi serta kualitas pribadi anggota HMPT sehingga mampu mengembang tugas mulia organisasi dan akan tetap melekat setelah kembali kekomunitas asalnya yaitu lingkungan masyarakat.

3.2.2.  Landasan Historis
Berdasarkan asal muasal berdirinya HMPT, ia mempunyai status sebagai lembaga profesi. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan sebagai salah satu spesialisasi keilmuan dalam ilmu-ilmu pertanian sebagai background lembaga. HMPT sebagai mediator bagi mahasiswa Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan untuk mewujudkan pengabdian keilmuan kepada masyarakat.

3.2.3.  Landasan Sosio Kultural
Untuk mewujudkan pengabdian kepada masyarakat maka lembaga HMPT tidak bisa terlepas dari budaya agriculture atau budaya masyarakat petani. Sebuah lembaga yang sarat dengan visi pengabdian ia tidak akan terlepas dari bagaimana menciptakan manusia-manusia yang mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungan eksternalnya dengan kata lain bahwa untuk menciptakan dan memperoleh out put yang multifungisional dan berkualitas harus mampu menyelami lingkungan sosio culturalnya.

3.2.4.  Landasan Konstitusional
Dalam AD/ART pasal 11 bahwa untuk menjadi anggota penuh HMPT, harus melewati semua jenjang pengkaderan ditingkat himpunan, Tujuan HMPT pada pasal 9 mewujudkan insan akademis yang professional, kritis, kreatif, inofatif, berakhlak mulia,  dan mengabdi demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhai Tuhan Yang Maha Esa.

III.3.   Tujuan dan Sasaran Pengembangan Kader untuk masa depan
Tujuan pengembangan kader adalah untuk membangun, mengembangkan dan mengoptimalkan potensi-potensi Sumber Daya Manusia, baik potensi fisik maupun nonfisik, potensi fisik adalah kemampuan aplikatif kerja-kerja teknis dan kemampuan nonfisik meliputi potensi-potensi kecerdasan manusia demi mencapai suatu cita-cita ideal yang termaktub dalam tujuan HMPT.
Berdasarkan landasan-landasan arah pengkaderan HMPT-UH maka aktifitas pengkaderan diarahkan dalam rangka insan kader yang memilki kemampuan intelektual profesional dan sifat emosional yang tinggi serta kecerdasan spiritual yang tentunya diawali dengan pembentukan dan pengembangan aspek Afektif, Kognitif, dan Psikomotor. Ketiga aspek yang ditekankan dalam usaha pelaksanaan kaderisasi tersebut ditunjukkan pada:

III.3.1.  Afektif (Pembentukan integritas watak, sikap dan perilaku serta kepribadian)
Yakni kepribadian yang terbentuk sebagai pribadi mahasiswa yang ideal yang menyadari akan tanggung jawabnya sehingga citra dan kharisma kader senantiasa tercermin dalam pola fikir, sikap dan perbuatannya.
III.3.2.  Kognitif (Pengembangan Kualitas Intelektual)
Yakni semua aktifitas pengetahuan hendaknya mengarah pada penguasaan Ilmu Pengetahuan (Knowladge) sehingga tercermin pada masing-masing individu sebuah sifat intelektual.

III..3.3  Psikomotorik (Pengembangan kemampuan atau keterampilan pribadi atau kolektif)
Yakni setiap aktivitas yang mengarah pada peningkatan kemampuan menterjemahkan dan mengaplikasikan Ilmu Pengetahuan yang dimiliki, kemampuan yang
diutamakan disini adalah mampu berbuat nyata sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya.

BAB IV
POLA DASAR PENGKADERAN

IV.1. Pengertian Kader HMPT-UH
“Kader HMPT-UH” adalah Mahasiswa Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan yang menjadi anggota HMPT dan melewati tahapan pengkaderan baik secara formal maupun informal serta memiliki ciri khas tersendiri dengan artian integritas kepribadian yang utuh, beriman, berilmu, dan beramal saleh.
IV.2. Training Kader
Training kader merupakan kegiatan pokok pengkaderan HMPT yang dilakukan secara formal yang mencakup hal-hal yang sifatnya teratur, terencana, sistimatis dan berkesinambungan serta memiliki pedoman dan aturan teknis yang kondisional out put-nya mampu menjadi pilar dikalangan kader-kader lain.
Training kader dapat dilakukan secara berjenjang serta menuntut persyaratan tertentu dari persyaratannya pada masing-masing jenjang latihan ini menitik beratkan pada pembentukan watak dan karakter kader HMPT melalui transfer nilai, wawasan dan keterampilan serta pemberian rangsangan dan motivasi untuk mengaktualisasikan kemampuannya.

IV.3. Tahapan Pengkaderan
Tahapan –tahapan Pengkaderan HMPT-UH adalah sebagai berikut:
-   Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) HMPT-UH (Pengkaderan Dasar tahap 1)
-   Training Manajemen Pengembangan Diri (TMPD) (Pengkaderan Dasar tahap 2)
-   Orientasi Profesi dan Training Manajemen Lapangan (OPTIMAL) (Pengkaderan Dasar tahap 3)
-   Training Tingkat Lanjutan (Pengkaderan Lanjutan)

IV.4. Pengembangan Tambahan
Pengembangan tambahan merupakan kelanjutan atau kelengkapan seluruh pengkaderan HMPT yang sifatnya tidak mengikat atau partisipatif. Hal-hal yang bisa ditempuh pada proses pengembangan ini yaitu:
1.      Pelatihan yang dilakukan oleh HMPT yang sifatnya tidak tetap misalnya pelatihan-pelatihan Jurnalistik, karya tulis ilmiah, dll.
2.      Pengiriman Delegasi baik yang sifatnya pelatihan maupun perlombaan
3.      Menghidupkan aktifitas kelompok atau individu dalam bentuk forum-forum kajian atau diskusi ilmiah






BAB V
GARIS-GARIS BESAR PELAKSANAAN PENGKADERAN

A.  PENGKADERAN DASAR
      V.1.     Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) HMPT-UH
         V.1.1.  Pengertian
          Penyambutan Mahasiswa Baru merupakan tahap awal pengkaderan terhadap Mahasiswa baru Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan.

         V.1.2.  Tujuan
          Tujuan PMB adalah untuk memberikan orientasi dasar mengenai dunia kemahasiswaan dan memberikan pemahaman sehingga mampu merasionalisasikan semua bentuk pengkaderan yang ada di HMPT serta sebagai media penanaman idealisme kemanusiaan.

         V.1.3.  Sasaran
    Sasaran yang diperioritaskan pada tahapan ini adalah aspek afektif

         V.1.4.  Dimensi Materi
  Dimensi materi yang disajikan dalam PMB ini terdiri dari Dimensi Ke- profesian-an, Ke-Psikologi-an dan Ke-Mahasiswa-an.

         V.1.5.  Metode
Metode yang ditempuh dalam PMB ini yaitu:
ü      Metode ceramah
ü      Metode dialog/diskuksi
ü      Metode aksi/game

         V.1.6.  Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis
Petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari pelaksanaan PMB ini disusun secara terpadu oleh panitia yang dimandatir oleh BPH-HMPT-UH dengan berpedoman pada Pola Umum Pengkaderan ini.

      V.2.     Training Manajemen Pengembangan Diri (TMPD)

         V.2.1.  Pengertian
Training Manajemen Pengembangan Diri (TMPD) merupakan bagian integral dari seluruh tahapan pengkaderan HMPT-UH yang dilakukan secara sadar, sistimatis, terencana dan berkesinambungan. Pengkaderan ini dilaksanakan didalam ruangan dalam bentuk pelatihan yang mengarah pada pengembangan pola pikir peserta kader.

         V.2.2.  Tujuan dan Sasaran
Tujuan TMPD adalah untuk menciptakan kader-kader pemikir (Brian Trust) atau konseptor yang merupakan pencari, penelaah dan pemikir Ilmu Pengetahuan yang dibarengi dengan kualitas iman dan amal.
Sasaran pada tahapan pengkaderan ini diperioritaskan pada pengembangan pola pikir atau pengembaraan daya intelektual bagi sang kader (aspek Kognitif).

V.2.3.  Dimensi Materi

1.      Dimensi Materi Inti
Materi inti yaitu yang memiliki bobot komposisi 80 % yang merupakan materi wajib yang mencakup 5 dimensi yang tidak terlepas dalam kehidupan manusia dan kehidupan bermahasiswa sehingga dianggap wajib disajikan dalam pengkaderan ini. Materi pokok meliputi:
a.      Kemahasiswaan
b.      Keilmuan
c.       Keorganisasian
d.      Kemasyarakatan
e.      Kepsikologian

2.      Dimensi Materi Khusus
Materi khusus merupakan materi yang memiliki keterkaitan dengan bidang profesi Mahasiswa Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan yang memiliki bobot komposisi 10 %.

3.      Materi Tambahan
Materi tambahan merupakan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan yang memiliki bobot 10%, yang diharapkan dapat mengembangkan wawasan kader sehingga dapat mengejewantahkan tanggung jawab moralnya sebagai Moral Force yaitu Agen of Change and Agen of Control ditengah-tengah masyarakat.

V.2.4.  Metode
Metode yang dimaksud adalah berupa cara atau teknis penyampaian atau penyajian materi yang digunakan dalam training ini adapun metode-metode yang dapat ditempuh yaitu:
-         Penyampaiannya bersifat memberikan pemahaman dan penjelasan
-         Ceramah
-         Dialog/diskusi
-         Penugasan dan persentase
-         Game
-         Cara penyajian materi lebih banyak nersifat dialogis/peserta aktif (60%) dan kegiatan lainnya 40%.
V.2.5.  Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis
Petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari pelaksanaan TMPD disusun berdasarkan Pola Umum Pengkaderan oleh panitia yang dimandatir oleh pengurus Badan Pengurus Harian Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman Unhas.

V.2.6.  Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan sebagai alat ukur untuk menentukan sejauh mana hasil yang diperoleh sementara pada tahap pengkaderan ini atau bertujuan untuk melihat sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai. Apakah tujuan yang ditetapkan telah dicapai atau tidak sehingga dapat menjadi bahan evaluasi untuk pengkaderan selanjutnya, tes-tes yang bisa ditempuh antara lain tes objektif dan subjektif serta wawancara.

V.3.     Orientasi Profesi dan Training Manajemen Lapangan (OPTIMAL)

V.3.1.  Pengertian
OPTIMAL adalah suatu pengkaderan di HMPT pada tahap akhir Pengkaderan Dasar yang berorientasi pada kegiatan lapangan dan berhubungan dengan kegiatan keprofesian sebagai salah satu alat atau media pelatihan bagi seorang kader dilapangan.

V.3.2  Tujuan dan Sasaran
Tujuan OPTIMAL adalah untuk mengarahkan sikap dan tingkah laku kader yang bermoral dalam sikap mental yang kuat dan keberanian untuk bertindak, serta kemampuan menterjemahkan dan mengaplikasikan Ilmu Pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya.
Sasaran OPTIMAL adalah pengembangan kemampuan psikomotorik (Pengembangan kemampuan dan keterampilan Pribadi atau Kolektif).


V.3.3.  Dimensi Materi
Dimensi materi OPTIMAL yang bersifat teoritis hanya disajikan yang dianggap perlu yaitu materi-matei pokok yang merupakan kebutuhan dasar kader, proporsi pemberian materi ini 25% adapun materi-materi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
-         Ke-HMPT-an
-         Kemasyarakatan
-         Kepemimpinan
-         Keprofesian
-         Kepsikologian
-         Kerohanian
Materi lapangan yang merupakan aksi fisik atau kegiatan lapangan yang bersentuhan langsung dengan alam proteksi (Proporsinya 75%).

V.3.4.  Metode
Metode dari pelaksanaan OPTIMAL ini adalah pada umumnya berupa aksi lapangan sedangkan metode pemberian materi adalah metode ceramah atau berupa renungan, lebih jelasnya mengacu pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis OPTIMAL yang disusun secara terpadu oleh panitia yang dimandatir oleh Badan Pengurus Harian HMPT-UH.

B.     Training Tingkat Lanjutan (Pengkaderan Lanjutan)
B.1.  Pengertian
Pengkaderan lanjutan merupakan tahapan pengkaderan setelah pengkaderan dasar yang dimaksudkan untuk pengembangan pengetahuan, pengembangan analisis dan konseptor.

B.2.  Tujuan dan Sasaran
Tujuan pengkaderan lanjutan adalah untuk menciptakan kader-kader dan konseptor yang merupakan pencari dan penelaah ilmu pengetahuan yang dibarengi kualitas iman dan amal.

Sasaran pengkaderan adalah meningkatkan kemampuan menganalisis dan menciptakan ide-ide (Konsep) dan mampu menjadi pengkader yang berkualitas

B.3.  Dimensi Materi
Dimensi materi yang disajikan dalam pengkaderan lanjutan adalah:
-         Kemahasiswaan
-         Keilmuan
-         Keorganisasian
Materi tambahan merupakan materi-materi yang disesuaikan dengan kebutuhan seperti politik, HAM, GENDER, dan lain-lain. Materi-materi diatas diarahkan kepada kemampuan analisis masalah, pemecahan masalah dan pemberian solusi yang dimaksudkan.

B.4.  Metode
Metode yang dimaksudkan adalah cara atau teknis penyampaian atau penyajian materi yang digunakan dalam training ini. Adapun metode yang digunakan adalah:
-         Pemaparan masalah dan pengembangan wacana
-         Dialog
-         Presentase
-         Game dan aksi
-         Renungan

B.5.  Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan sebagai alat ukur untuk menentukan sejauh mana hasil yang diperoleh sementara pada tahap pengkaderan ini untuk melihat sejauh mana keberhasilan yang dicapai.

WITA (Waktu Indonesia Bagian Tengah)

Total Tayangan Halaman

Pengikut

KETUA UMUM HMPT-UH 2004-2005

KETUA UMUM HMPT-UH 2004-2005
Yusran

KETUA UMUM HMPT-UH 2005-2006

KETUA UMUM HMPT-UH 2005-2006
Akbar Palisu

KETUA UMUM HMPT-UH 2006-2007

KETUA UMUM HMPT-UH 2006-2007
Sucianti

KETUA UMUM HMPT-UH 2007-2008

KETUA  UMUM HMPT-UH 2007-2008
Laode Khalik

KETUA UMUM HMPT-UH 2008-2009

KETUA UMUM HMPT-UH 2008-2009
H. Rengga Mulia

KETUA UMUM HMPT-UH 2009-2010

KETUA UMUM HMPT-UH 2009-2010
Ahmad Amiruddin Usman
Powered By Blogger

Masukkan Code ini K1-1174AC-5
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com Download Software Tips Komputer

kenapa anda memilih untuk berlembaga?

Badan Pengurus Harian HIMPUNAN MAHASISWA PERLINDUNGAN TANAMAN. Diberdayakan oleh Blogger.