Foto Saya
HMPT (Himpunan Mahasiswa Perlindungan Tanaman)
makassar, sulawesi selatang, Indonesia
” Mewujudkan insan akademis yang profesional, kritis, inovatif, berakhlak mulia,dan mengabdi demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Tuhan Yang maha Esa ”
Lihat profil lengkapku
Sabtu, 22 Mei 2010

KEMASYARAKATAN

Individu dan Masyarakat
Manusia mahluk dialogis

Sejak semula manusia didesain dan diciotakan sebagai mahlik yang dialogis. Di samping manusia disebutkan mahluk berakal, ia juga merupakan mahluk rohani. Di dalamnya terdapat ruh ilahi yang hidup kekal tak kenal kematian. Oleh kare3nanya tak tak pernah manusia itu sendiri tanpa kehidupan yang menyertainya. Hidup berarti juga berfikir, merasa, berkreasi, dan juga berdialog. Ada kalanya manusia berdialog dengan dirinya sendiri, dengan sesame temanya, dengan alam lingkungan,dengan masa lalunya, dengan bayangan dimasa depan, dengan suka citanya, dan pendeknya, dengan kehidupan dan pengalaman yang menyertainya baik yang tampak hitam, kelabu, remang-remang, maupun yang terang benderang.
Manusia adalah mahluk yan g paradoksial. Kadang kala ia menyendiri menjaga eklusifannya, tetapi pada saat yang bersamaan ingin berada bersama yang lain. Terlalu akbar, sunyi dan mengerikan kalau saja bumji ini di huni sendirian. Hanya dengan berada dan melibatkan diri sendiri dengan yang lain manusia akan menghayati kemanusiaannya dan keakuannya. Tetapi ketika berada bersama orang lain itu tidak jarang seseorang merasa terganggu kesendiriannya. Bagaimanapun, seseorang senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain. Melalui dialog dan berada bersama orang lain maka seseorang akan tumbuh manjadi dirinya sendiri.
Pada mulanya menjadi dirinya sendiri ditempuh dengan cara meniuru prilaku orangmemulai menapaki garis kehidupanya adalah juga berarti meniru dan mengikuti pola piker, kepercayaan dan perilaku gfenerasi yang dulu lahir, yyang melingkupi diri kita. Kalau ditanya mengapa aku menjadi seorang Muslim, Krisstiani, Budhisme secara sosiologis sudah pasti merupakan produk lingkungan. Tetapi peniruan yang idiikuti sikap kritis pada akhirnya akan mengantarkan seseorang untuk menemukan dan membentuk dirinya sendiri secara otentik.
Setiap individu adalah unik, suatu keunikan yangtumbuh bersama keunikan orang lain, yang pada giliranya akan melahirkan keunikan kit. Kita hidup bersama dalam perbedaan, dan berbeda dalam kebersamaan. Orang yang tidak bias menerima dan menghargai keunikan orang dan tidak mampu lebur dalam proses dialog de ngan orang lain adalah orang yang gagal memahamin diri dan sesamanya. Kehidupan adalah sebuah dialog secara terus menerus. Dalam dialog secara dewasa dan produktif tentu saja diperlukan kesabaran, pengalaman dan kepercayaan diri serta kematangan peribadi. Dialo]g yang produktif tidak akan terwujud jika masing – masing partisipan tidak ada kesediaan untuk memnbuka diri, kesediaan memberi dan menerima secara sukarela dan antusias.
Dialog antar kita terwujud hanya ketika kit bias duduk sejajar dalam daratan kekitaan. Dunia ini milik kita, hidup ini kita jalani bersama, dan semua persoalan amnesia adalh juga persoalan kita semua Termasuk persoalan kebutuhan dan masaalah agama serta keberagamaan adalh juga persoalan kita sebagai sesame manusia. Dan kekitaan akan lestara dan menimbulkan rasa damai serta kreatif kalau tali pengikatnya adalah rasa saling cinta, simpati dan disari saling menghormati, saling mempercayai serta masing – masing kita bersikapbisa dipercaya.

Tinjauan Psikologis Individu dan Masyarakat
Pada dasarnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yaitu yang mempesoalkan apaYang diperbuat individu dalam lingkungannya dan mengapa ia berbuat.
Manusia tergolong adalah mahluk sosial sekaligus mahluk sosial. Pada penggolongan tersebut terdapat perangkat yang meyusunya masing – masing.
Mahluk individu menyusun system/ perangkat kepribadian : ide atau gagasan
Tujuan atau cita – cita Motivasi I Interest dan keuntungan Sentiment atau perasaan egoisme.
Setiap manusia melakukan aktivitas berfikir untuk mencari sebuah jawabn – jawaban dari persoalan yang diperolehnya. Dari proses berfikir tentunya bermain dalam wilayah idea hingga memunculkan ide atau gagasan. Dari sebuah gagasan akan membentuk sebuah cita – cita atau tujuan yang ingin dicapai. Cita – cita yang terbentuk akan munculkan motivasi atau dorongan untuk berbuat sebagai pemenuhan kebutuhan atau keuntungan – keuntungannya. Dalam berbuat, memuwujudkan cita – cita/harapan tak terlepas dari perasaan- perasaan yang diperoleh dan dibangun untuk berhubungan dengan apa – apa yang diluar dirinya (lingkungannya)
Tiap ndividu terdapat ego yang bersifat psikologi yang berorientasi pada kepentingan diri. Sikap optimis dalam berbuat, wujud dari ego untuk memperoleh hasil yang diharapkan/cita – citakan segera terealisasikan.
Interaksi dir terhadap sesuatu diluar dirinya (lingkungan) dalam proses pencapaian cita – cita terdapat beberapa kemungkinan hubungan yaitu :
• Individu menentang lingkungannya (Tidak menguntungakan)
• Individu memanfaatkan linkungannya ( Menguntungkan)
• Individu ikut serta pada apa yang sedang berjalan dalam lingkungan ( mencari peluang – peluang/kesesuaian cita – cita )
• Individu menyesuaiklan diri dengan lingkungannya )

Kemantapan/kematangan dalam pengolahan perangkat kepribadian akan mampu mengolah sumber daya yang ada diluar dirinya baik terhadap alam ataupun orang-orang.

Mahluk sosial memuat system / perangkat sosial : pemnagian / jenis masyarakat, Institusi (PEMDA, PAM ), DAN Organisasi (LSM, HMPT). Masyarakat = sekumpulan indifidu komuity persamaan. Pembagian masyarakat menurut tingkatan ekonomi yakni Kaum atas, (kerajaan), Kaum menengah (petani, pekerja), dan kaum bawah (budak). Dan masih banyak lagi pembagian masyarakat yang ditinjau berdasarkan pada aspek lainnya.

. Unsur pembagian tersebut saling terkait/ berhubungan secara sinergis dan dinamis
membentuk pola prilaku\
. bersama berinteraksi mencapai tujuan berdasar pada persamaan tertentu.
. lingkungan dapat membentuk kepentingan indifidu, kolektif.
. perbedaan kepentingan antar indifidu, kolektif akan terjedi kompetisi kesenjangan sosial
. butuh keteraturan dalam mewujudkan kepentingan-kepentingan tersebut tanpa
mengesampingkan kepentingan bersama yakni sebuah aturan-aturan atau norma yang
mengikat setiap unsure /elemen yang ada didalamnya.

Institus dan Organisasi = sekumpulan indifidu membentuk komunitas, bertujuan untuk membentuk control berbagai kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
. Control/ fasilitator
. Hukum aturan-aturan sebagai pengikat kelompok masyarakat
. Pememfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat

Peran dan tanggung jawab Kader HMPT dalam masyarakat

Peran kader HMPT dalam dunia masyarakat adalah sosial control dan agen pembaharu, dimana kader HMPT menjadi pemyambung antara masyarakat pemilik modal dan penentu kebijakan, satu kesatuan sistim tersebut harus dipelihara oleh kader-kader HMPT agar tidak terjadi ketimpangan sosial masyarakat. HMPT ada karena kita masih satu kesatuan dalam bingkai cinta menuju titik kesempurnaan sejati.

KEORGANISASIAN

Hakekat dan Urgensi Organisasi

Hakekat adalah sesuatu yang harus ada untuk sesuatu itu ada atau biasa disebut dengan subtansi.
Urgensi adalah sesuatu yang sangat penting dalam sesuatu itu. Ketika berbicara tentang hakekat dan urgensi organisasi maka kita akan mencoba manggali hal apa yang mendasar ada sesuatu itu
Organisasi adalah suatu wadah dimana didalamnya terdapat bentuk kerja sama antar manusia yang terlibat oleh suatu ketentuan yang bermaksud untuk mencapai tujuan bersama. Sekumpulan orang yang menjalankan perannya masing-masing mencapai tujuan bersama
Ketika mencoba menarik kedalam contoh yang lebih detail bahwa organisasi bagaikan miniature tubuh manusia dimana didalamnya tedapat organ-organ yang menjalankan perannya serta ada aturan-aturan yang harus digunakan seperti norma-norma dalam masyarakat, ketika salah satu organ tersebut terganggu maka sebagian kerja akan terhambat. Seperti itulah miniature suatu lembaga atau organisasi dimana semua perangkat harus berfungsi sesuai dengan perannya masing-masing dalam organisasi sangat perlu dipahami bahwa proses pengerjaannya didasarkan pada kolektifitas bukan berdasarkan individualistik.
Ciri-ciri dari suatu organisasi

. Ada dua orang atau lebih
. Ada kejasama
. Ada aturan yang mengikat
. Ada atasan dan bawahan
. Ada tujuan bersama

sifat organisasi

. Statis = wadah untuk melaksanakan berbagai aktifitas atau kegiatan
. Dinamis = hubungan antara orang-orang yang melakukan kerjasama
untuk mancapai tujuan bersama

Hubungan dalam organisasi

. Vertikal = atas dengan bawahan
. Horizontal = staf dengan staf, pimpinan dengan pimpinan
Sasaran
Dari bebagai macam organisasi sebagian besar dari organisasi itu sendiri mempunyai sasaran yang dicapai yang terbagi dari:

. Internal
. eksternal
. efisiensi dan efektifitas
. Efesiensi
. Kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar.

Efektifitas
Merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan untuk mencapai rtujuan yang telah ditetapkan .

Pembagian organisasi
Organisasi profit {swasta} menitik beratkan segala kegiatannya untuk mendapatkan keuntungan missal: UD, CV, PT. Organisasi Non profit adalah organisasi yang bukan berdasarkan keuntungan dan berusaha untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat missal: LSM , PARPOL, PANTI ,HMPT.

Perangkat organisasi
perangkat organisasi adalah :
. Konstitusi atau aturan atau acuan yang digunakan pedoman dalam suatu
organisasi
. Aktor organisasi adalah orang yang menjalankan aturan organisasi
. Seretariat adalah atau tempat untuk menjalankan fungsi administratif

Manajemen organisasi
Kepempinan

. pemimpin otoriter adalah pengambilan keputusan berdasarkan
kehendaknya sendiri .
. pemimpin yang demokratis adalah pengambilan keputusan , diputuskan
secara bersama – sama
Fungsi pemimpin

. Sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam kondisi tertentu
. Sebagai pengatur fungsi manajemen
. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam lembaga eksekutif
. menjaga kestabilan dan keharmonisan roda-roda kelembagaan
. fungsi administratife
. mengatur mekanisme persuratan masuk baik surat keluar dan surat
masuk
Fungsi bendahara
. mengatur proses keuangan organisasi
fungsi kesekretariaan
. mengatur kerja-kerja dalam sekretariat

KEILMUAN

Prinsip- prinsip berfikir Rasional

Prinsip merupakan sesuatu yang mendasar. Berfikir merupakan aktifitas untuk mencari tahu. Dan rasional adalah sesuatu akal. Jadi prinsip berfikir rasional adalah dasar untuk mencari tahu sehingga difahami akal.

Dalam pembahasan tentang prinsip – prinsip berfikir ada beberapa hal yang sangat mendasar yang penting untuk dipahami, apa yang digunakan untuk berfikir ? Apa manfaat berfikir ? Setelah berfikir apa yang dilakukan ?

Berangkat dari pertanyaan pertama bahwa apa sesungguhnya yang digunakan untuk berfikir, dalam beberapa literature tertentu menjelaskan bahwa yang digunakan untuk berfikir adalah akal. Perlu juga dipahami bahwa difenisi adalah alat yang digunakan untuk menilai sesuatu.

Dari awal sebenarnya terjadi pertarungan agumen tentang landasan pengetahuan, yang menduduki pusat permasalahan dalam filsafat bahwa teori pengetahuan apa yang dapat diterima oleh akal secara logis. Kita akan mencoba mengupas tuntas tentang berbagai aliran pemikiran yang sampai hari ini menjadi landasan pengetahuan manusia

1. Teori Idealitas

Taori plato tentang pengingatan kembali adalah teori yang berpendapat bahwa pengetahuan pengetahuan adalah mengingat kembali informasi tentang pengetahuan yang pernah diterima,ia bersandar pada filsafahnya tentang (alam ide) keazalian jiwa,yakni jiwa manusia ada dalam betuk berdiri sendiri terpisah dari jasadnya,sebelum jasad itu ada. Karena wujud jiwa itu bebas- bebasnya dari materi ia berhubungan dengan alam ide realitas-realitas yang bebas dari alam materi.

menjelaskan Sanggahan terhadap teori Plato ini adalah seperti yang telah diterankan oleh para kritikus filsafat plato, Jiwa dalam arti filosofis bukanlah sesuatu yang mujud secara terpisah dalam bentuk abstrak sebelum adanya badan atau jasad ia adalah hasil gerak sustansial dalam material. Mula-mula jiwa mulai dengan gerak ini dengan sebagai materi dengan sifat- sifat materi dengan dan tunduk pada hokum-hukum materi. Dengan sarana gerak ini ia menjadi gerak immaterial. Dan tidak tunduk pada hokum-hukum materi. Kemudian sanggahan berikutnya adalah plato tidak tentang kondisi yang membuat jiwa itu turun dari alam yang sempurna kelam yang tidak sempurna {materi}.

2.Teori pengindraan atau empirical

Teori empiris mengasumsikan bahwa pengindraan adalah satu- satunya yang membekali akal manusia dengan konsepsi- konsepsi dan gagasan, dan {bahwa porensi mental akal budi} tecermin dari bebagai persepsi inderawi.

Teori empirical berdasarkan pada eksperin ilmiah yang dari proses pengindraan, dimana dalam teori ini kebenaran disandarkan pada hasil eksperimen ilmiah dikonsepsi oleh indra. Dalam teori ini dipahami bahwa ada beberapa indra yang mampu untuk melakukan konsepsi,

1. Mata sebagai alat indra untuk melihat
2. Hidung sebagai alat pencium
3. kulit sebagai alat peraba
4. lidah sebagai alat pengecap


Dari kelima alat tersebut yang dijadikan sebagai landasan kebenaran, bahwa akal tidak mampu mempersepsi apapun selain dengan menggunakan indra maka dengan itu indra dijadikan landasan pengetahuan.

Sanggahan terhadap teori empirisme tersebut adalah pada dasarnya manusia memiliki ide- ide fitri yang ada dalam bentuk potensi, contohnya adalah apakah pengetahuan tentang menangis anak yang baru lahir atau keluar dari kandungan didapat berdasarkan indra atau pengalaman? Hal ini menandakan bahwa terdapat ide-ide fitri dalam diri manusia atau biasa disebut dengan pengetahuan awal.

Sanggahan berikutnya adalah bahwa sesungguhnya semua sumber pengetahuan yang dibahas pada teori enpirisme memiliki keterbatasan, dimana kesemuanya terbatasi ruang, jarak, dan waktu. Dalam artian bahwa teori ini tidak dapat dijadikan landasan kebenaran dikarenakan sifatnya relative.

3. Teori Rasionalisme

Teori rasinalismeadalah teori yang menyandarkan segala bentuk pengetahuan berdasarkan kaidah- kaidah akal manusia, tetapi teori rasionalitas tidak menolak secara mutlak teori empirisme tetapi teori tersebut dijadikan sebagai alat pengetahuan yakni inderalah yang melakukan konsepsi terhadap realitas eksistensi eksternal atau keberadaan diluar akal kemudian akallah yang melakukan perseosi atau penilaian berdasrkan hasil konsepsi. Ingat bahwa kaidah-kaidah berfikir sangat perlu untuk dipahami.

Dalam melakukan penilaian maka sangat perlu dipahami prinsip-prinsip berfikir agar tidak terjebak dalam kesalahan berfikir, beberapa contoh kesalahan berfikir adalah, pemikiran yang selalu berputar traumatic atau kejadian yang pernah terjadi kemudian muncul ketakutan yang luar biasa dengan waktu yang berbeda dan lain- lain, maka dengan itu sangat perlu dipahami prinsip- prinsip tentang baerfikir sebagai berikut:

. Hukum identiras, dimana segala sesuatu hanya sama dengan dirinya
sendiri contoh A = A
. Hukum non kontradiksi artinya hokum yang tidak bertentangan, dimana
sesuatu tidak akan menjadi yang bukan dirinya contoh A#-A
. Hukum sebap akibat bahwa setiap akibat lahir dari sebap
. hokum keselarasan, bahwa setiap satu sebap pasti melahirkan satu akibat.
Seperti itulah prinsip-prinsip yang sangat penting untuk dipahami, jikalau
Ada yang mencoba prinsip akal tersebut maka sangat terbuka untuk
Melakukannya yang jelas tidak boleh menggunakan prinsip berfikir
Tersebut.

Pembagian ilmu

Mereka membagi filsafat kepada dua bagian yakni, filsafat teoritis dan filsafat praktis. Filsafat teoritis mencakup:

. Ilmu pengetahuan alam, seprti: fisika, biologi, ilmu pertambangan dan
astronomi;
. ilmu eksakta dan matematika
. ilmu tentang ketuhanan dan methafisika.

Fisafat praktismencakup:

. norma- norma {ahlak}
. urusan rumah tangga
. social dan politik

Filusuf adalah orang yang mengetahui semua cabang- cabang ilmu pengetahuan tadi. Pada pembagian ilmu diatas bersifat ilmu formal yang sangat banyak didapati dalam akademis, tetapi kita dapat mengkaji ilmu yang non formal

. ilmu panca indra yaitu ilmu yang kita dapat peroleh melalui
pengindraan
. ilmu khayal atau ilmu perbandingan adalah yang dimana proses
konsepsinya dilakukan melalui panca indra. Contoh indra mengkonsepsi
cakar elang, sisikular, api, maka melahirkan tentang persepsi tentang
naga, atau emas dipadukan dengan gunung sehingga melahirkan gunung
emas yang sifatnya hanya ada dalam khalayan
. ilmu wahmi yaitu ilmu yang berkenaan dengan perasaan yaitu cinta
sedih dan sebagainya
. ilmu akal yaitu ilmu yang dengannya manusia. Ilmu ini dicapai dengan
kesempurnaan akal. Akal tersebutlah yang kemudian mengelola ilmu
ilmu sebelumnya, yaitu yang didapat lewat panca indra, wahmi, khayal
maka ia mengambil kesimpulan-kesimpulan universal dari sesuatu yang
ia bandingkan tadi.

Konsep gerak dan tujuan manusia

. gerak adalah proses perubahan subtansi ke subtansi lain
. Manusia adalah ciptaan yang diberi potensi akal untuk ditaklukan
sangat disayangkan ketika terjadi pengkalaiman kepada diri bahwa

Sesungguhnya kita adalah manusia sementara kita tidak pernah mencoba mengkaji tentang manusia seutuhnya, dalam hal ini manusia dianggap adalah ciptaan yang maha sempurna atau bagian filosof mengatakan bahwa manusia sebagai mikro kosmos yang senantiasa bergerak dan menyempurna. Proses pergerakan manusia inilah yang menjadi problem hari ini, Apakah manusia bergerak untuk mendekati penciptaNya ataukah menjauhi penciptanya? .

Dalam sebagian konsep mengatakan bahwa hendaknyalah manusia bergerak mendekati penciptanya, bentuk- bentuk gerak manusia dalam hal ini adalah proses penghambatan kepada tuhan dan proses penghikmatan kepada sesama manusia serta menjaga kondisi alam agar tetap lestari, sehingga terbangunlah rasa saling memahami, mengerti, dan tolong menolong sesama karena kesemuanya itu adalah proses penghambatan terhadap tuhan tempat kita kembali nantinya. Segala yang ada dialam semesta ini adalah menjadi tanggung jawab kita.

Gerakan Mahasiswaan

-Defenisi Gerakan
Diskurkus tentang mahasiswa dan gerakannya sudah lama menjadi pokok bahasan dalam berbagai kesempatan pada hampir sepanjang tahun. Begitu banyaknya forum-forum diskusi yang diadakan, telah menghasilkan pula pelbagai tulisan, makalah, maupun buku-buku yang diterbitkan tentang hakikat, peranan, dan kepentingan gerakan mahasiswa dalam pergulatan politik kontemporer di Indonesia. Terutama dalam konteks keperduliannya dalam meresponi masalah-masalah sosial politik yang terjadi dan berkembang di tengah masyarakat. Bahkan, bisa dikatakan bahwa gerakan mahasiswa seakan tak pernah absen dalam menanggapi setiap upaya depolitisasi yang dilakukan penguasa. Terlebih lagi, ketika maraknya praktek-praktek ketidakadilan, ketimpangan, pembodohan, dan penindasan terhadap rakyat atas hak-hak yang dimiliki tengah terancam. Kehadiran gerakan mahasiswa --- sebagai perpanjangan aspirasi rakyat ---- dalam situasi yang demikian itu memang amat dibutuhkan sebagai upaya pemberdayaan kesadaran politik rakyat dan advokasi atas konflik-konflik yang terjadi vis a vis penguasa. Secara umum, advokasi yang dilakukan lebih ditujukan pada upaya penguatan posisi tawar rakyat maupun tuntutan-tuntutan atas konflik yang terjadi menjadi lebih signifikan. Dalam memainkan peran yang demikian itu, motivasi gerakan mahasiswa lebih banyak mengacu pada panggilan nurani atas keperduliannya yang mendalam terhadap lingkungannya serta agar dapat berbuat lebih banyak lagi bagi perbaikan kualitas hidup bangsanya.

Dengan demikian, segala ragam bentuk perlawanan yang dilakukan oleh gerakan mahasiswa lebih merupakan dalam kerangka melakukan koreksi atau kontrol atas perilaku-perilaku politik penguasa yang dirasakan telah mengalami distorsi dan jauh dari komitmen awalnya dalam melakukan serangkaian perbaikan bagi kesejahteraan hidup rakyatnya. Oleh sebab itu, peranannya menjadi begitu penting dan berarti tatkala berada di tengah masyarakat. Saking begitu berartinya, sejarah perjalanan sebuah bangsa pada kebanyakkan negara di dunia telah mencatat bahwa perubahan sosial (social change) yang terjadi hampir sebagian besar dipicu dan dipelopori oleh adanya gerakan perlawanan mahasiswa.

Alasan utama menempatkan mahasiswa beserta gerakannya secara khusus dalam tulisan singkat ini lantaran kepeloporannya sebagai "pembela rakyat" serta keperduliannya yang tinggi terhadap masalah bangsa dan negaranya yang dilakukan dengan jujur dan tegas. Walaupun memang tak bisa dipungkiri, faktor pemihakan terhadap ideologi tertentu turut pula mewarnai aktifitas politik mahasiswa yang telah memberikan konstribusinya yang tak kalah besar dari kekuatan politik lainnya. Oleh karenanya, penulis menyadari bahwa deskripsi singkat dalam artikel ini belum seutuhnya menggambarkan korelasi positif antara pemihakan terhadap ideologi tertentu dengan kepeloporan yang dimiliki dalam menengahi konflik yang ada. Mungkin bisa dikatakan artikel ini lebih banyak mengacu pada refleksi diskursus-diskursus politik kekuasaan otoritarian Orde Baru yang sengit dilakukan di kalangan aktifis mahasiswa dalam dekade 90-an. Di mana sebagian besar gerakan-gerakan mahasiswa yang terjadi kala itu, penulis ikut terlibat di dalamnya. Tentunya, pendekatan analisis dalam artikel ini lebih mengacu pada gerakan mahasiswa pro-demokrasi jauh sebelum maraknya gerakan mahasiswa dalam satu tahun terakhir ini, yang akhirnya mengantarkan pada pengunduran diri Presiden Soeharto.

Pemihakan terhadap ideologi tertentu dalam gerakan mahasiswa memang tak bisa dihindari. Pasalnya, pada diri mahasiswa terdapat sifat-sifat intelektualitas dalam berpikir dan bertanya segala sesuatunya secara kritis dan merdeka serta berani menyatakan kebenaran apa adanya. Maka, diskursus-diskursus kritis seputar konstelasi politik yang tengah terjadi kerap dilakukan sebagai sajian wajib yang mesti disuguhkan serta dianggap sebagai tradisi yang melekat pada kehidupan gerakan mahasiswa.

Pada mahasiswa kita mendapatkan potensi-potensi yang dapat dikualifikasikan sebagai modernizing agents. Praduga bahwa dalam kalangan mahasiswa kita semata-mata menemukan transforman sosial berupa label-label penuh amarah, sebenarnya harus diimbangi pula oleh kenyataan bahwa dalam gerakan mahasiswa inilah terdapat pahlawan-pahlawan damai yang dalam kegiatan pengabdiannya terutama (kalau tidak melulu) didorong oleh aspirasi-aspirasi murni dan semangat yang ikhlas. Kelompok ini bukan saja haus edukasi, akan tetapi berhasrat sekali untuk meneruskan dan menerapkan segera hasil edukasinya itu, sehingga pada gilirannya mereka itu sendiri berfungsi sebagai edukator-edukator dengan cara-caranya yang khas".

Masa selama studi di kampus merupakan sarana penempaan diri yang telah merubah pikiran, sikap, dan persepsi mereka dalam merumuskan kembali masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Kemandegan suatu ideologi dalam memecahkan masalah yang terjadi merangsang mahasiswa untuk mencari alternatif ideologi lain yang secara empiris dianggap berhasil. Maka tak jarang, kajian-kajian kritis yang kerap dilakukan lewat pengujian terhadap pendekatan ideologi atau metodologis tertentu yang diminati. Tatkala, mereka menemukan kebijakan publik yang dilansir penguasa tidak sepenuhnya akomodatif dengan keinginan rakyat kebanyakan, bagi mahasiswa yang committed dengan mata hatinya, mereka akan merasa "terpanggil" sehingga terangsang untuk bergerak.

Dalam kehidupan gerakan mahasiswa terdapat adagium patriotik yang bakal membius semangat juang lebih radikal. Semisal, ungkapan "menentang ketidakadilan dan mengoreksi kepemimpinan yang terbukti korup dan gagal" lebih mengena dalam menggugah semangat juang agar lebih militan dan radikal. Mereka sedikit pun takkan ragu dalam melaksanakan perjuangan melawan kekuatan tersebut. Pelbagai senjata ada di tangan mahasiswa dan bisa digunakan untuk mendukung dalam melawan kekuasaan yang ada agar perjuangan maupun pandangan-pandangan mereka dapat diterima. Senjata-senjata itu, antara lain seperti; petisi, unjuk rasa, boikot atau pemogokan, hingga mogok makan. Dalam konteks perjuangan memakai senjata-senjata yang demikian itu, perjuangan gerakan mahasiswa --- jika dibandingkan dengan intelektual profesional ---- lebih punya keahlian dan efektif.

Kedekatannya dengan rakyat terutama diperoleh lewat dukungan terhadap tuntutan maupun selebaran-selebaran yang disebarluaskan dianggap murni pro-rakyat tanpa adanya kepentingan-kepentingan lain meniringinya. Adanya kedekatan dengan rakyat dan juga kekauatan massif mereka menyebabkan gerakan mahasiswa bisa bergerak cepat berkat adanya jaringan komunikasi antar mereka yang aktif ( ingat teori snow bowling)..

Oleh karena itu, sejarah telah mencatat peranan yang amat besar yang dilakukan gerakan mahasiswa selaku prime mover terjadinya perubahan politik pada suatu negara. Secara empirik kekuatan mereka terbukti dalam serangkaian peristiwa penggulingan, antara lain seperti : Juan Peron di Argentina tahun 1955, Perez Jimenez di Venezuela tahun 1958, Soekarno di Indonesia tahun 1966, Ayub Khan di Paksitan tahun 1969, Reza Pahlevi di Iran tahun 1979, Chun Doo Hwan di Korea Selatan tahun 1987, Ferdinand Marcos di Filipinan tahun 1985, dan Soeharto di Indonesia tahun 1998. Akan tetapi, walaupun sebagian besar peristiwa pengulingan kekuasaan itu bukan menjadi monopoli gerakan mahasiswa sampai akhirnya tercipta gerakan revolusioner. Namun, gerakan mahasiswa lewat aksi-aksi mereka yang bersifat massif politis telah terbukti menjadi katalisator yang sangat penting bagi penciptaan gerakan rakyat dalam menentang kekuasaan tirani.

-Sejarah Gerakan Mahasiwa
Puncak revolusi mei 1998 adalah penggulingan Jenderal Besar (purn) Soeharto, didahului oleh pendudukan gedung DPR/MPR oleh mahasiswa Indonesia. Namun, revolusi mei 1998 hanyalah awal dari tahap pertama (first strage) revolusi demokrasi yang dipelopori gerakan mahasiswa. Tahap pertama revolusi demokrasi ini merupakan tahap pembongkaran kesadaran massa dan mahasiswa terhadap struktur ekonomi, politik, sosial dan budaya yang menindas atau eksploitatif. Proses pembentukkan tahap pertama revolusi demokrasi ini berlangsung sepanjang sejarah rezim Orde baru (ditandai sejumlah "puncak" perlawanan gerakan mahasiswa 1974, 1987,1989, dan 1998). Peran oposisi adhoc gerakan mahasiswa merupakan peran historis yang dipaksakan secara struktural oleh rezim Orde baru yang menjalankan satu jenis faasisme baru yaitu fasisme pembangunan (developmental fascism). Peran ini menjadi permanen sepanjang sejarah rezim Orde baru karena diberangusnya semua kekuatan oposisi formal (dalam kondisi demokrasi merupakan peran partai politik) dan ditundukkannya masuarakat sipil secara korporatis-fasistis, maupun melalui kekerasan terbuka.
Peran oposisi adhoc ini kembali dijalankan gerakan mahasiswa dibawah rezim Abdurrahman Wahid karena; Pertama: agenda reformasi total tidak dilaksanakan oleh semua lembaga politik baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif; kedua: tidak ada satupun partai politik yang menegaskan kekuatan politik oposisional dan memperjuangkan pelaksanaan agenda reformasi total tanpa kompromi politik dengan rezim Orde baru; ketiga: semua partai politik peserta pemilu 1999 (48 parpol) adalah legitimator UU pemilu yang cacat demokrasi karena mensyahkan keberadaan TNI/POLRI di legislatif (DPR/MPR, DPRD I dan DPRD II) dan keikutsertaan partai Golongan Karya dalam pemilu tanpa pertanggungjawaban hukum terhadap kejahatan politik, ekonomi dan HAM sepanjang 32 tahun rezim Orde baru. Dengan demikian semua partai politik berkhianat terhadap agenda reformasi total dan revolusi demokrasi, karena menjadi kolaborator politik rezim Orde baru .

Tahap pertama revolusi demokrasi ini berawal pada tergulingnya Jenderal Besar (purn) Soeharto da berakhir pada pelaksanaan seluruh agenda reformasi total. Bila seluruh agenda reformasi total dijalankan maka terbentuklah demarkasi politik demokrasi/reformasi total terhadap politik anti-demokrasi/anti reformasi total. Oleh karena agenda reformasi total belum dijalankan hingga rezim Abdurrahman Wahid sekarang, maka gerakan mahasiswapun terus menerus menjalankan oposisi adhoc-nya. Dapat dicatat dengan sejumlah "puncak lain" selain Mei 1998 (pendudukan DPR/MPR dan penggulingan Soeharto), November 1998 (Semanggi I, penolakan terhadap SI MPR), September 1999 (Semanggi II, Penolakan terhadap UU Penanggulangan Keadaan Bahaya), Oktober 1999 (Penolakan terhadap Habibie dan Wiranto), Januari 2001 hingga sekarang (tuntutan terhadap penurunan Abdurrahman Wahid serta pembubaran dan pengadilan Partai Golkar).

Dalam skala waktu,tidak dapat ditetapkan kapan tahap pertama revolusi demokrasi atau pelaksanaan agenda reformasi total berakhir. Bukan tidak mungkin, bahkan rezim berikutnyapun yang berasal dari pemilu 1999 yang cacat demokrasi, bila Abdurrahman Wahid mengundurkan diri, tidak akan mampu dan mau menyelesaikan tahap pertama revolusi demokrasi tersebut. Tetapi secara teoritis, tahap kedua (second stage) dari revolusi demokrasi dapat diawali bila semua agenda reformasi total sudah dijalankan. Tahap kedua ini merupakan tahap pembongkaran struktur ekonomi, politik, sosial dan budaya yang menindas atau eksploitatif. Pada tahap keduainilah pemantapan dan pengembangan demokrasi dijalankan melalui proses konsolidasi dan pendalaman demokrasi.

GERAKAN POLITIK NILAI VERSUS GERAKAN POLITIK KEKUASAAN
Apakah gerakan mahasiswa bebas kepentingan politik? Tentu tidak, karena kepentingan pertama dan terutama yang diperjuangkannya adalah nilai-nilai (values) atau sistem nilai (values system) yang sifatnya universal seperti keadilan sosial, kebebasan, kemanusiaan, demokrasi dan solidaritas kepada rakyat yang tertindas. Karena itu oposisi adhoc gerakan mahasiswa di Indonesia merupakan gerakan politik nilai (values political movement) dan bukan gerakan politik kekuasaan (power political movement) yang merupakan fungsi dasar partai politik.
menterjemahkan nilai-nilai tersebut dalam konteks politik kontemporer Indonesia dalam bentuk agenda reformasi total sekarang ini berupa:
1. Amandemen UUD '45 menjadi konstitusi demokrasi,
2. Pencabutan Dwifungsi ABRI (TNI/Polri) atau penghapusan peran politik, bisnis dan teritorial TNI/Polri.
3. Pengadilan pelaku KKN sepanjang pemerintahan Soeharto, Habibie dan Abdurrahman Wahid,
4. Pengadilan pelaku kejahatan HAM sepanjang pemerintahan Soeharto, Habibie dan Abdurrahman Wahid.
5. desentralisasi atau otonomi daerah seluas-luasnya,
6. reformasi perburuhan dan pertanian.
Dibandingkan dengan gerakan politik kekuasaan yang menjadi ciri khas partai politik, dimana penetapan agenda dan target politik maupun pemilahan lawan dan kawan politik semata-mata sebagai urusan taktis dan strategis untuk memperkuat dan mengukuhkan posisi politiknya dalam percaturan kekuasaan sekarang dan di masa depan. Maka gerakan politik nilai yang menjadi ciri khas gerakan mahasiswa walaupun melakukan penetapan agenda dan target politik maupun pemilahan lawan dan kawan politik, tetapi samasekali tidak untuk memperkuat dan mengukuhkan posisi politiknya dalam percaturan kekuasaan. Contohnya, ketika gerakan mahasiswa menolak pemilu 1999 dimasa rezim Habibie, lebih disebabkan oleh perhitungan bahwa pemilu tersebut cacat demokrasi dan mnegkhianati agenda reformasi total. Tetapi, untuk 48 parpol peserta pemilu 1999, pemilu tersebut merupakan peluang untuk meraih dan mengukuhkan kekauasaan politik atau sekedar memperoleh legitimasi hukum untuk keberadaan partainya, bahkan sekedar memperoleh sedikit jabatan dan sejumput uang.

GERAKAN POLITIK NILAI UNTUK MENUNTASKAN REVOLUSI DEMOKRASI
Karena berdiri sebagai gerakan politik nilai, maka gerakan mahasiswa angkatan 2001 sekarang pun dengan luwes menetapkan sejumlah agenda dan target politik baru yang menghindarkan mereka dari jebakan dan manipulasi kepentingan elite maupun partai politik tertentu. Melalui pertarungan gagasan yang cukup tajam antar kelompok dan gerakan mahasiswa, sekarang secara praktis semua elemen gerakan mahasiswa "bersatu lagi" sebagai gerakan politik nilai, membela dan mengawal revolusi demokrasi dengan memperjuangkan agenda reformasi total yang mereka cita-citakan bahu membahu. Kini, kita semua menyaksikan sinergi gagasan dan kekuatan gerakan mahasiswa "bersatu" memperjuangkan agenda reformasi total atau enam visi reformasi ditambah dengan agenda menurunkan Abdurrahman Wahid, menolak kenaikan harga BBM dan sembako dan menjadikan KKN orde baru -partai Golkar sebagai musuh bersama (Common Enemy).

KEPROFESIAN

-Dunia Pertanian
Pertanian adalah kegiatanbudidaya tanaman dan hewan yang berkelanjutan hingga berproduksi.

-Sejarah Pertanian
Pertanian berawal dari kemampuan manusia untuk bertahan hidup dengan mencari pangan dihutan – hitan hingga berusaha untuk menghasilkannya sendiri dengan mengelola sumber daya yang ada, dimana kegiatan berbudidaya dilakukan dengan cara sederhana dan berpindah – pindah (lahan berpindah). Aktivitas bercocok tanam dilakukan dengan menggunakan alat – alat sederhana, seperti pembuatan perangkap berbahan kayu dengan ujung yang runcing, pembuatan pagat yang kuat, pengguanaan hewan untuk menggarap lahan atau sebagai penjaga komoditi dari gangguan – gangguan hewan lain yang berpotensi merusak komoditi yang dibudidayakan. Seiring perkembangan zaman, dan pesatnya pertumbuhan penduduk dengan selera yang beragam sehingga kebutuhan sandang pangan semakin bertambah. Berdasar kepada kenyataan akan kebutuhan tersebut, masyarakat berupaya terus menerus bercocok tanam yang lebih baik dengan melihat pengalaman – pengalaman sebelumnya, guna pemenuhan kebutuhan yang kompleks.

-Dampak pertanian modern
Berawal dari pertanian yang sifatnya konfensional atau sederhana dan berubah berdasrkan desakan yang kian kompleks (selera, profit, pemenuhan gizi masyarakat, ketahanan pangan secara nasional dan kebutuhan ekspor-impor)

Refolusi hijau merupakan babakan baru, dimana penelola pertanian diharapkan dapat berkelanjutan menggunakan farietas unggul atau tahan terhadap organisme pengganggu tumbuhan (OPT) melalui karya bioteknologi seperti benih transgenic(benih yang disispkan gen – gen tertentu/rekayasa genetika) serta penggunaan pestisida dalam menekan OPT. langkah yang ditempuh tidak lepas dari tuntutan globalisasi (efek) yang dibangun oleh Negara maju (kaya akan teknologi) dan syarat akan politik “ketergantungan”, dimana Negara berkembang mengekor kepada Negara maju.

Dari aspek sosial ekonomi pengembangan revolusi hijau dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi antar kelompok masyarakat dipedesaan. Pemikiran masyarakat tani yang cenderung progmatis serta pengawalan instansi terkait dalam hal ini tidak berjalan efektif. Penggunaan benih transgenic dan penggunaan pertisida yang kurang bijaksana(secara berlebihan)factor kepentingan petani untuk meraup keuntungan yang banyak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tanah dan unsure hara didalamnya.

Posisi instansi terkait seperti dinas pertanian yang seharusnya sebagai pengontrol bentuk aplikasi yang baik terhadap kelangsungan pertanian sekaligus alam. Dan pengawasan yang ditempuh berorientasi pada kesejatraan petani sementara Institusi pendidikan turut berperan serta dalam pembentukan pertanian berkelanjutan atas dasar kelestarian alam dan kemaslahatan umat manusia.

-Hubungan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Terhadap PERTANIAN
Pertanian merupakan sebuah ekosistim yang diatur oleh manusia/petani dimana dalam ekosistim merupakan sebuah habitat/rumah bagi organisme(makro/mikro) yang jumlahnya sangat banyak dan beragam. Kebanyakan organisme memungkinkan kebutuhan yang berbea – beda sehingga terbentuk kompetisi/persaingan dalam pemenuhan dalam ruang dan waktu.
Ilmu hama dan penyakit merupakan salah satu jurusan di Universitas yang spesifikasinya bergerak dibidang pertanian secara umum dan mengkhusus pada permasalahan yang klasik didunia pertanian yaitu masalah hama dan penyakit tumbuha. Kurikulum dalam jurusan ini diharapkan menjawab setiap permasalahan yang ada pada petani.

Silabus/Kurikulim (baru) yaitu………
Ekologi ekosistim + habitat keragaman agen hayati kompetisi
Masalah umum pertanian
Butuh ilmu solusi
Peranan IH&PT Terhadap Dunia Pernaian khususnya Masyarakat Tani
a. agent control kebijakan – kebijakan instasi pertanian
b. Menciptakan IPTEK yang berbasis pelestarian alam dan kesejateraan petani
c. Sosialisasi IPTEK
d. Advokasi masyarakat tani, muatannya :
1.Mengindarkan kehancuran hutan
2.Menghijaukan kembali tanah – tanah kosong
3.Mengadakan system bercocok tanam tertentu berbasis PHT

kemahasiswaan

Identitas Mahasiswa

-Defenisi Identitas
Identitas adalah suatu hal yang melekat pada sesuatu itu sehingga memudahkan untuk membedakannya dengan yang lain.

-Defenisi Mahasiswa Sec. Umum
Setiap orang memiliki hak untuk menafsirkan sesuatu, dalam kaitannya dengan mahasiswa, sebagian orang mengartikan bahwa mahasiswa adalah orang yang menuntut ilmu diperguruan tinggi dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku ditempat dimana dia berstatus sebagai mahasiswa. Identitas mahasiswa yang sesungguhnya adalah idealisme mahasiswa yang tidak pernah terpisah dari nilai-nilai kemanusiaan, kadang muncul dibenak kita pertanyaan tentang kata MAHA yang senantiasa dilekatkan pada sang pencipta bahwa dialah diatas segalanya tetapi kenapa didunia pendidikan kata tersebut dilekatatkan pada pelajar diperguruan tinggi? Diluar negri tidak pernah dijumpai kata mahasiwa tetapi yang kita jumpai adalah pelajar tingkat tinggi, maka kita mencoba membedah kenapa kata MAHA dilekatkan pada seorang pelajar yang menuntut ilmu pengetahuan diperguruan tinggi sehingga melahirkan kata mahasiswa. Dalam tinjauan filosofis bahwa kata MAHA adalah sesuatu diatas segala-galanya, dimana sesuatau tersebut memiliki nilai-nilai ideal yang tidak pernah gugur oleh apapun, maka kata MAHA dicoba dilekatkan pada kaum intelektual dimana diharapkan mampu mempertahankan nilai-nilai idealismenya sebagai seorang mahasiswa, sehingga kita sampai pada sebuah kesimpulan tentang Mahasiswa secara filosofis adalah manusia intelektual yang memiliki tanggung jawab untuk melakukan perubahan dan social control baik dilingkup internal maupun eksternal

-Peran Dan Tanggung Jawab Kader Hmpt Sebagai Mahasiswa
Peran adalah status atau posisi dimana kita berada yang melahirkan sumbangsi. Sedangkan tanggungjawab adalah sesuatu yang harus kita kerjakan dikarnakan oleh dorongan nurani atau nilai-nilai kemanusiaan. Dan kader HMPT adalah Manusia intelektual yang berperan sebagai agen of change dan social control dimanapun dia berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa kader-kader HMPT harus berperan aktif diamanapun mereka berada, sehingga dapat memperkokoh eksistensi HMPT, kader HMPT nantinya sangat diharapkan dapat melakukan perubahan-perubahan kearah yang lebih ideal yang sesuai dengan tujuan HMPT. Independensi HMPT sangat tergantung pada kader-kader yang dilahirkan oleh HMPT nantinya, maka dengan itu peningkata kualitas sikap, pengetahuan, tindakan dan spritual sangat diharapkan agar dapat menopang independensi HMPT tersebut. Kader sangat dituntut untuk dapat bertanggung jawab menjalankan roda-roda organisasi yang tidak terlepas dari nilai-nilai kemanusian dan harus menghindari hal-hal yang melanggar kode etik organisasi sehingga dapat mengembangkan HMPT, walaupun dalam terpaan badai yang selalu dibuat oleh birokrasi untuk mematikan lembaga kemahasiswaan termasuk HMPT khususnya, diamana lembaga kemahasiswaan selalu dianggap sebagai pemicu masalah-masalah yang muncul dilingkungan kampus. Dari berbagai fenomena yang muncul pada diri secara internal maupun ekstenal, ketika kita berbicara tentang tanggung jawab maka biasanya muncul pertanyaan, kita bertanggung jawab terhadap apa? Sesungguhnya ada beberapa hal yang perlu diingat bahwa kita yang ada saat ini adalah akibat dari sebab yang tidak pernah terlepas dimanapun, kapanpun yang pasti bahwa kita akan selalu berada dalam koridorNYA. Dengan adanya rasa tanggung jawa berarti kita masih memiliki nurani sebagai mahluk ciptaan, kepadaNYAlah segala bentuk penghambaan salah satu bentuknya adalah mengaktualkan potensi kemanusiaan yang diberikan olehNYA berupa rasa tanggung jawab. Perlu juga diingat bahwa sebagai manusia yang dipenuh dengan potensi harusnyalah diaktualkan sehingga melahirkan sesuatu yang dapat menorehkan sejarah, sebagai mahluk individu dan social maka tanggung jawab dibagi menjadi dua:
1. Tanggung jawab kepada diri sendiri, dimana kita berusaha untuk tidak membohongi diri sendiri seperti perbedaan antara nurani dan tindakan dalam artian bahwa setiap pribadi memiliki rasa konsistensi.
2. Tanggung jawab kepada orang lain yaitu memiliki rasa kesamaan derajat, ingin membantu, satu dalam mengungkap tirai penindasan.

Dalam melakukan sesuatu pastilah ada yang melandsasi sehingga kita ingin melakukan sesuatu dengan kata lain bahwa ada spirit gerak untuk berbuat, spirit gerak itu adalah bahwa kita adalah manusia sebagai rahmat bagi alam semesta dan sebagai pemimpin dimuka bumi. Pengkhidmatan kepada apa saja adalah cerminan wajah HMPT yang ideal dimana kader selalu berusaha untuk mencapai kesempurnaan sebagai manusia seutuhnya. Mengunkap tirai penindasan adalah salah satu bentuk tanggung jawab baik itu penindasan kepada diri sendiri atau penidasan kepada orang lain, seperti itulah ciri yang melekat pada diri seorang mahasiswa, karena agen of change dan social adalah bagian dari pengungkapan tirai penindasan. Dalam lingkungan masyarakat sangat banyak kita lihat ketimpangan-ketimpangan social, dimana hal tersebut dilakukan kaum borjuis atau pemilik modal dan pemerintah selaku aparatur negara yang mengakibatkan potensi yang ada dalam masyrakat menjadi terkungkung dan mencoba mengarahkan masyarakat menjadi masyarakat yang pragmatis, dalam kondisi yang seperti itulah mahasiswa HMPT harusnya mengambil peran-peran starategis da;lam melakukan perubahan social, dimana kader HMPT seharusnya melakukan propaganda-propaganda terhdap masyarakat untuk melakukan perlawanan terhadap kaum penindas. Mahasiswa seharusnya menjadi kontol terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah serta kebujakan yang diambil oleh pihak pemilik modal diamana dalam setiap pengambilan kebijakan harus menguntungkan masyarakat kecil, dalam artian bahwa posisi mahasiwa adalah penyambung antara masyarakat pemilik modal dan perintah. Hingga sampai pada sebuah kesimpulan bahwa tidak ada kata selain melawa , tidak ada perbuatan selain menolak, tidak ada sifat selain kerendahan intelektual untuk sebuah perubahan social menuju tercapainya tujuan HMPT.

psikologi

-Defenisi Psikologi:
Secara harfiah /bahasa, terbagi atas fisik dan logos, yang berarti ilmu dan fisik. Secara filosofis Psikologi adalah ilmu tentang sifat manusia, kecenderungan manusia, dan titik pandang manusia.
Ada seorang bijak mengatakan bahwa semakin dalam seseorang menyentuh ilmu ini, semakin ia meneranginya, membuat kehidupan lebih jelas terhadap visinya.

-Tinjauan filosofi tentang jati diri:
Berbicara tentang jati diri maka berbicara tentang kejelasan DIRI kita ? Misalnya AKU si A (nama), itu hanyalah sebuah penamaan atas diri kita dan itupun tak menjelaskan akan diri yang sebenarnya. Mengetahui siapa DIRI maka kita akan tertuju pada asal kemunculan/meng-ADA-nya DIRI. Jika dirunut bahwasannya aku dari si Ibu dan Bapak. Dan kita akan menemukan realitas ke-DIRI-an atas Ibu, Bapak, kakek, nenek dan seterusnya. Sementara Ibu ataupun Bapak menunjukkan peran yang telah melahirkan DIRI/kita. Lagi-lagi belum menjelaskan ke-DIRI-an. Dalam benak kita akan meyakini bahwa kita, Ibu ataupun Bapak tidak dapat muncul begitu saja dan meyakini bahwa ada sesuatu yang lebih dari diri kita/lebih kuasa atas kuasanya DIRI sehingga meniscayakan sesuatu yang meng-ada-kan DIRI kita atau yang Menciptakan. Kita menemukan kenyataan Diri bahwa kita semua adalah CIPTAAN. Segala sesuatu yang berasal dariNYA berdasarkan atas kebaikan-NYA (KasihNYA). DIA Maha Sempurna dan selain diriNya adalah tak sempurna, CIPTAAN (ke-DIRI-an) akan bergantung padaNya dan segala ciptaanNYA adalah ABDI Sebagai ABDI segala bentuk tingkah laku berdasarkan aturanNya untuk menuju diriNYA/KESEMPURNAAN. Diri merupakan alam Fisik, terbagi atas yang nampak (tubuh berserta organ-organnya) dan yang tak nampak (akal,Hasrat). Organ-organ (bagian-bagian yang membentuk tubuh) seperti mata, telinga tangan hingga jantung, usus dsb merupakan benda-benda yang melakukan aktivitas sehingga menunjang satu sama lainnya, Sementara akal merupakan alat untuk berfikir, Dan hasrat berperan mendorong kita untuk berbuat. Berdasarkan definisi psikologi, Sifat terdiri atas sifat yang baik dan sifat yang buruk. Dan dalam kehidupan sehari-hari kecenderungan diri tergantung pada titik pandang manusia itu sendiri. Kecenderungan diri untuk berbuat baik, itu meniscayakan akan berangkat dari titik pandang yang baik, demikian pula sebaliknya. Yang menjadi pertanyaan adalah titik padang yang baik itu seperti apa dan bagaimana? Titik pandang yang baik adalah kembali pada ke-DIRI-an. Sejauh DIRI berbuat baik maka ia telah berlaku baik terhadap ke-diri-an dan merupakan wujud bertingkah laku berdasarkan aturanNYA. Karena segala bentuk KEBAIKAN adalah memberikan sesuatu yang bermanfaat terhadap mahluk dan alam semesta.

WITA (Waktu Indonesia Bagian Tengah)

Total Tayangan Halaman

Pengikut

KETUA UMUM HMPT-UH 2004-2005

KETUA UMUM HMPT-UH 2004-2005
Yusran

KETUA UMUM HMPT-UH 2005-2006

KETUA UMUM HMPT-UH 2005-2006
Akbar Palisu

KETUA UMUM HMPT-UH 2006-2007

KETUA UMUM HMPT-UH 2006-2007
Sucianti

KETUA UMUM HMPT-UH 2007-2008

KETUA  UMUM HMPT-UH 2007-2008
Laode Khalik

KETUA UMUM HMPT-UH 2008-2009

KETUA UMUM HMPT-UH 2008-2009
H. Rengga Mulia

KETUA UMUM HMPT-UH 2009-2010

KETUA UMUM HMPT-UH 2009-2010
Ahmad Amiruddin Usman
Powered By Blogger

Masukkan Code ini K1-1174AC-5
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com Download Software Tips Komputer

kenapa anda memilih untuk berlembaga?

Badan Pengurus Harian HIMPUNAN MAHASISWA PERLINDUNGAN TANAMAN. Diberdayakan oleh Blogger.