Sabtu, 22 Mei 2010
KEMASYARAKATAN
14.12
Individu dan Masyarakat
Manusia mahluk dialogis
Sejak semula manusia didesain dan diciotakan sebagai mahlik yang dialogis. Di samping manusia disebutkan mahluk berakal, ia juga merupakan mahluk rohani. Di dalamnya terdapat ruh ilahi yang hidup kekal tak kenal kematian. Oleh kare3nanya tak tak pernah manusia itu sendiri tanpa kehidupan yang menyertainya. Hidup berarti juga berfikir, merasa, berkreasi, dan juga berdialog. Ada kalanya manusia berdialog dengan dirinya sendiri, dengan sesame temanya, dengan alam lingkungan,dengan masa lalunya, dengan bayangan dimasa depan, dengan suka citanya, dan pendeknya, dengan kehidupan dan pengalaman yang menyertainya baik yang tampak hitam, kelabu, remang-remang, maupun yang terang benderang.
Manusia adalah mahluk yan g paradoksial. Kadang kala ia menyendiri menjaga eklusifannya, tetapi pada saat yang bersamaan ingin berada bersama yang lain. Terlalu akbar, sunyi dan mengerikan kalau saja bumji ini di huni sendirian. Hanya dengan berada dan melibatkan diri sendiri dengan yang lain manusia akan menghayati kemanusiaannya dan keakuannya. Tetapi ketika berada bersama orang lain itu tidak jarang seseorang merasa terganggu kesendiriannya. Bagaimanapun, seseorang senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain. Melalui dialog dan berada bersama orang lain maka seseorang akan tumbuh manjadi dirinya sendiri.
Pada mulanya menjadi dirinya sendiri ditempuh dengan cara meniuru prilaku orangmemulai menapaki garis kehidupanya adalah juga berarti meniru dan mengikuti pola piker, kepercayaan dan perilaku gfenerasi yang dulu lahir, yyang melingkupi diri kita. Kalau ditanya mengapa aku menjadi seorang Muslim, Krisstiani, Budhisme secara sosiologis sudah pasti merupakan produk lingkungan. Tetapi peniruan yang idiikuti sikap kritis pada akhirnya akan mengantarkan seseorang untuk menemukan dan membentuk dirinya sendiri secara otentik.
Setiap individu adalah unik, suatu keunikan yangtumbuh bersama keunikan orang lain, yang pada giliranya akan melahirkan keunikan kit. Kita hidup bersama dalam perbedaan, dan berbeda dalam kebersamaan. Orang yang tidak bias menerima dan menghargai keunikan orang dan tidak mampu lebur dalam proses dialog de ngan orang lain adalah orang yang gagal memahamin diri dan sesamanya. Kehidupan adalah sebuah dialog secara terus menerus. Dalam dialog secara dewasa dan produktif tentu saja diperlukan kesabaran, pengalaman dan kepercayaan diri serta kematangan peribadi. Dialo]g yang produktif tidak akan terwujud jika masing – masing partisipan tidak ada kesediaan untuk memnbuka diri, kesediaan memberi dan menerima secara sukarela dan antusias.
Dialog antar kita terwujud hanya ketika kit bias duduk sejajar dalam daratan kekitaan. Dunia ini milik kita, hidup ini kita jalani bersama, dan semua persoalan amnesia adalh juga persoalan kita semua Termasuk persoalan kebutuhan dan masaalah agama serta keberagamaan adalh juga persoalan kita sebagai sesame manusia. Dan kekitaan akan lestara dan menimbulkan rasa damai serta kreatif kalau tali pengikatnya adalah rasa saling cinta, simpati dan disari saling menghormati, saling mempercayai serta masing – masing kita bersikapbisa dipercaya.
Tinjauan Psikologis Individu dan Masyarakat
Pada dasarnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yaitu yang mempesoalkan apaYang diperbuat individu dalam lingkungannya dan mengapa ia berbuat.
Manusia tergolong adalah mahluk sosial sekaligus mahluk sosial. Pada penggolongan tersebut terdapat perangkat yang meyusunya masing – masing.
Mahluk individu menyusun system/ perangkat kepribadian : ide atau gagasan
Tujuan atau cita – cita Motivasi I Interest dan keuntungan Sentiment atau perasaan egoisme.
Setiap manusia melakukan aktivitas berfikir untuk mencari sebuah jawabn – jawaban dari persoalan yang diperolehnya. Dari proses berfikir tentunya bermain dalam wilayah idea hingga memunculkan ide atau gagasan. Dari sebuah gagasan akan membentuk sebuah cita – cita atau tujuan yang ingin dicapai. Cita – cita yang terbentuk akan munculkan motivasi atau dorongan untuk berbuat sebagai pemenuhan kebutuhan atau keuntungan – keuntungannya. Dalam berbuat, memuwujudkan cita – cita/harapan tak terlepas dari perasaan- perasaan yang diperoleh dan dibangun untuk berhubungan dengan apa – apa yang diluar dirinya (lingkungannya)
Tiap ndividu terdapat ego yang bersifat psikologi yang berorientasi pada kepentingan diri. Sikap optimis dalam berbuat, wujud dari ego untuk memperoleh hasil yang diharapkan/cita – citakan segera terealisasikan.
Interaksi dir terhadap sesuatu diluar dirinya (lingkungan) dalam proses pencapaian cita – cita terdapat beberapa kemungkinan hubungan yaitu :
• Individu menentang lingkungannya (Tidak menguntungakan)
• Individu memanfaatkan linkungannya ( Menguntungkan)
• Individu ikut serta pada apa yang sedang berjalan dalam lingkungan ( mencari peluang – peluang/kesesuaian cita – cita )
• Individu menyesuaiklan diri dengan lingkungannya )
Kemantapan/kematangan dalam pengolahan perangkat kepribadian akan mampu mengolah sumber daya yang ada diluar dirinya baik terhadap alam ataupun orang-orang.
Mahluk sosial memuat system / perangkat sosial : pemnagian / jenis masyarakat, Institusi (PEMDA, PAM ), DAN Organisasi (LSM, HMPT). Masyarakat = sekumpulan indifidu komuity persamaan. Pembagian masyarakat menurut tingkatan ekonomi yakni Kaum atas, (kerajaan), Kaum menengah (petani, pekerja), dan kaum bawah (budak). Dan masih banyak lagi pembagian masyarakat yang ditinjau berdasarkan pada aspek lainnya.
. Unsur pembagian tersebut saling terkait/ berhubungan secara sinergis dan dinamis
membentuk pola prilaku\
. bersama berinteraksi mencapai tujuan berdasar pada persamaan tertentu.
. lingkungan dapat membentuk kepentingan indifidu, kolektif.
. perbedaan kepentingan antar indifidu, kolektif akan terjedi kompetisi kesenjangan sosial
. butuh keteraturan dalam mewujudkan kepentingan-kepentingan tersebut tanpa
mengesampingkan kepentingan bersama yakni sebuah aturan-aturan atau norma yang
mengikat setiap unsure /elemen yang ada didalamnya.
Institus dan Organisasi = sekumpulan indifidu membentuk komunitas, bertujuan untuk membentuk control berbagai kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
. Control/ fasilitator
. Hukum aturan-aturan sebagai pengikat kelompok masyarakat
. Pememfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat
Peran dan tanggung jawab Kader HMPT dalam masyarakat
Peran kader HMPT dalam dunia masyarakat adalah sosial control dan agen pembaharu, dimana kader HMPT menjadi pemyambung antara masyarakat pemilik modal dan penentu kebijakan, satu kesatuan sistim tersebut harus dipelihara oleh kader-kader HMPT agar tidak terjadi ketimpangan sosial masyarakat. HMPT ada karena kita masih satu kesatuan dalam bingkai cinta menuju titik kesempurnaan sejati.
Manusia mahluk dialogis
Sejak semula manusia didesain dan diciotakan sebagai mahlik yang dialogis. Di samping manusia disebutkan mahluk berakal, ia juga merupakan mahluk rohani. Di dalamnya terdapat ruh ilahi yang hidup kekal tak kenal kematian. Oleh kare3nanya tak tak pernah manusia itu sendiri tanpa kehidupan yang menyertainya. Hidup berarti juga berfikir, merasa, berkreasi, dan juga berdialog. Ada kalanya manusia berdialog dengan dirinya sendiri, dengan sesame temanya, dengan alam lingkungan,dengan masa lalunya, dengan bayangan dimasa depan, dengan suka citanya, dan pendeknya, dengan kehidupan dan pengalaman yang menyertainya baik yang tampak hitam, kelabu, remang-remang, maupun yang terang benderang.
Manusia adalah mahluk yan g paradoksial. Kadang kala ia menyendiri menjaga eklusifannya, tetapi pada saat yang bersamaan ingin berada bersama yang lain. Terlalu akbar, sunyi dan mengerikan kalau saja bumji ini di huni sendirian. Hanya dengan berada dan melibatkan diri sendiri dengan yang lain manusia akan menghayati kemanusiaannya dan keakuannya. Tetapi ketika berada bersama orang lain itu tidak jarang seseorang merasa terganggu kesendiriannya. Bagaimanapun, seseorang senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain. Melalui dialog dan berada bersama orang lain maka seseorang akan tumbuh manjadi dirinya sendiri.
Pada mulanya menjadi dirinya sendiri ditempuh dengan cara meniuru prilaku orangmemulai menapaki garis kehidupanya adalah juga berarti meniru dan mengikuti pola piker, kepercayaan dan perilaku gfenerasi yang dulu lahir, yyang melingkupi diri kita. Kalau ditanya mengapa aku menjadi seorang Muslim, Krisstiani, Budhisme secara sosiologis sudah pasti merupakan produk lingkungan. Tetapi peniruan yang idiikuti sikap kritis pada akhirnya akan mengantarkan seseorang untuk menemukan dan membentuk dirinya sendiri secara otentik.
Setiap individu adalah unik, suatu keunikan yangtumbuh bersama keunikan orang lain, yang pada giliranya akan melahirkan keunikan kit. Kita hidup bersama dalam perbedaan, dan berbeda dalam kebersamaan. Orang yang tidak bias menerima dan menghargai keunikan orang dan tidak mampu lebur dalam proses dialog de ngan orang lain adalah orang yang gagal memahamin diri dan sesamanya. Kehidupan adalah sebuah dialog secara terus menerus. Dalam dialog secara dewasa dan produktif tentu saja diperlukan kesabaran, pengalaman dan kepercayaan diri serta kematangan peribadi. Dialo]g yang produktif tidak akan terwujud jika masing – masing partisipan tidak ada kesediaan untuk memnbuka diri, kesediaan memberi dan menerima secara sukarela dan antusias.
Dialog antar kita terwujud hanya ketika kit bias duduk sejajar dalam daratan kekitaan. Dunia ini milik kita, hidup ini kita jalani bersama, dan semua persoalan amnesia adalh juga persoalan kita semua Termasuk persoalan kebutuhan dan masaalah agama serta keberagamaan adalh juga persoalan kita sebagai sesame manusia. Dan kekitaan akan lestara dan menimbulkan rasa damai serta kreatif kalau tali pengikatnya adalah rasa saling cinta, simpati dan disari saling menghormati, saling mempercayai serta masing – masing kita bersikapbisa dipercaya.
Tinjauan Psikologis Individu dan Masyarakat
Pada dasarnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yaitu yang mempesoalkan apaYang diperbuat individu dalam lingkungannya dan mengapa ia berbuat.
Manusia tergolong adalah mahluk sosial sekaligus mahluk sosial. Pada penggolongan tersebut terdapat perangkat yang meyusunya masing – masing.
Mahluk individu menyusun system/ perangkat kepribadian : ide atau gagasan
Tujuan atau cita – cita Motivasi I Interest dan keuntungan Sentiment atau perasaan egoisme.
Setiap manusia melakukan aktivitas berfikir untuk mencari sebuah jawabn – jawaban dari persoalan yang diperolehnya. Dari proses berfikir tentunya bermain dalam wilayah idea hingga memunculkan ide atau gagasan. Dari sebuah gagasan akan membentuk sebuah cita – cita atau tujuan yang ingin dicapai. Cita – cita yang terbentuk akan munculkan motivasi atau dorongan untuk berbuat sebagai pemenuhan kebutuhan atau keuntungan – keuntungannya. Dalam berbuat, memuwujudkan cita – cita/harapan tak terlepas dari perasaan- perasaan yang diperoleh dan dibangun untuk berhubungan dengan apa – apa yang diluar dirinya (lingkungannya)
Tiap ndividu terdapat ego yang bersifat psikologi yang berorientasi pada kepentingan diri. Sikap optimis dalam berbuat, wujud dari ego untuk memperoleh hasil yang diharapkan/cita – citakan segera terealisasikan.
Interaksi dir terhadap sesuatu diluar dirinya (lingkungan) dalam proses pencapaian cita – cita terdapat beberapa kemungkinan hubungan yaitu :
• Individu menentang lingkungannya (Tidak menguntungakan)
• Individu memanfaatkan linkungannya ( Menguntungkan)
• Individu ikut serta pada apa yang sedang berjalan dalam lingkungan ( mencari peluang – peluang/kesesuaian cita – cita )
• Individu menyesuaiklan diri dengan lingkungannya )
Kemantapan/kematangan dalam pengolahan perangkat kepribadian akan mampu mengolah sumber daya yang ada diluar dirinya baik terhadap alam ataupun orang-orang.
Mahluk sosial memuat system / perangkat sosial : pemnagian / jenis masyarakat, Institusi (PEMDA, PAM ), DAN Organisasi (LSM, HMPT). Masyarakat = sekumpulan indifidu komuity persamaan. Pembagian masyarakat menurut tingkatan ekonomi yakni Kaum atas, (kerajaan), Kaum menengah (petani, pekerja), dan kaum bawah (budak). Dan masih banyak lagi pembagian masyarakat yang ditinjau berdasarkan pada aspek lainnya.
. Unsur pembagian tersebut saling terkait/ berhubungan secara sinergis dan dinamis
membentuk pola prilaku\
. bersama berinteraksi mencapai tujuan berdasar pada persamaan tertentu.
. lingkungan dapat membentuk kepentingan indifidu, kolektif.
. perbedaan kepentingan antar indifidu, kolektif akan terjedi kompetisi kesenjangan sosial
. butuh keteraturan dalam mewujudkan kepentingan-kepentingan tersebut tanpa
mengesampingkan kepentingan bersama yakni sebuah aturan-aturan atau norma yang
mengikat setiap unsure /elemen yang ada didalamnya.
Institus dan Organisasi = sekumpulan indifidu membentuk komunitas, bertujuan untuk membentuk control berbagai kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
. Control/ fasilitator
. Hukum aturan-aturan sebagai pengikat kelompok masyarakat
. Pememfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat
Peran dan tanggung jawab Kader HMPT dalam masyarakat
Peran kader HMPT dalam dunia masyarakat adalah sosial control dan agen pembaharu, dimana kader HMPT menjadi pemyambung antara masyarakat pemilik modal dan penentu kebijakan, satu kesatuan sistim tersebut harus dipelihara oleh kader-kader HMPT agar tidak terjadi ketimpangan sosial masyarakat. HMPT ada karena kita masih satu kesatuan dalam bingkai cinta menuju titik kesempurnaan sejati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
WITA (Waktu Indonesia Bagian Tengah)
Total Tayangan Halaman
Pengikut
KETUA UMUM HMPT-UH 2007-2008
Blog Archive
pedoman organisasi
kenapa anda memilih untuk berlembaga?
Badan Pengurus Harian HIMPUNAN MAHASISWA PERLINDUNGAN TANAMAN. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar