Foto Saya
HMPT (Himpunan Mahasiswa Perlindungan Tanaman)
makassar, sulawesi selatang, Indonesia
” Mewujudkan insan akademis yang profesional, kritis, inovatif, berakhlak mulia,dan mengabdi demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Tuhan Yang maha Esa ”
Lihat profil lengkapku
Senin, 06 Desember 2010

HAMA PENTING KAKAO



1. Penggerek buah kakao (PBK)
Conopomorpha cramerella, Famili Gracillariidae, Ordo Lepidoptera

Hama kakao ini sangat merugikan. Serangannya dapat merusak hampir semua hasil. Penggerek Buah Kakao dapat menyerang buah sekecil 3 cm, tetapi umumnya lebih menyukai yang berukuran sekitar 8 cm. Ulatnya merusak dengan cara menggerek buah, memakan kulit buah, daging buah dan saluran ke biji. Buah yang terserang akan lebih awal menjadi berwarna kuning, dan jika digoyang tidak berbunyi. Biasanya lebih berat daripada yang sehat. Biji-bijinya saling melekat, berwarna kehitaman serta ukuran biji lebih kecil. Hama ini dapat dikendalikan dengan sanitasi, pemangkasan, membenam kulit buah, memanen satu minggu sekali, kondomisasi, serta dengan cara hayati/ biologi, seperti pada halaman berikut.


Daur hidup:

Telur berwarna jingga, diletakkan satu per satu pada permukaan kulit buah. Ulat berwarna putih kekuningan atau hijau muda. Panjangnya sekitar 11 mm. Setelah ulat keluar dari dalam buah dia berkepompong pada permukaan buah, daun, serasah, karung atau keranjang tempat buah. Kepompong berwarna putih. Ngengat aktif pada malam hari, yaitu sejak matahari terbenam sampai dengan pukul 20.30. Pada siang hari mereka berlindung di tempat yang teduh dan panjang 7 mm. Seekor ngengat betina mampu bertelur 50-100 butir.


2. Kepik pengisap buah kakao
Helopeltis spp., Famili Miridae, Ordo Hemiptera

Kepik Helopeltis spp. termasuk hama penting yang menyerang buah kakao dan pucuk/ranting muda. Serangan pada buah tua tidak terlalu merugikan, tetapi sebaliknya pada buah muda. Selain kakao, hama ini juga memakan banyak tanaman lain, diantaranya: teh, jambu biji, jambu mete, lamtoro, apokat, mangga, dadap, ubi jalar, dll. Buah muda yang terserang mengering lalu rontok, tetapi jika tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Serangan pada buah tua, tampak penuh bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman, kulitnya mengeras dan retak. Serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan pucuk layu dan mati, ranting mengering dan meranggas. Hama ini dapat dikendalikan dengan pemangkasan dan cara hayati (lihat halaman berikut).


Daur hidup

Telur berwarna putih berbentuk lonjong. Diletakkan pada tangkai buah, jaringan kulit buah, tangkai daun muda, atau ranting. Nimfa mempunyai 5 instar. Dewasa mampu bertelur hingga 200 butir. Waktu makannya pagi dan sore. Kehidupannya juga terpengaruh cahaya, sehingga bila terlalu panas, nimfa muda akan pergi ke pupus dan dewasanya ke sela-sela daun yang berada di sebelah dalam.


3. Penggerek batang/cabang
Zeuzera coffeae, Famili Cossidae, Ordo Lepidoptera

Ulat hama ini merusak bagian batang/cabang dengan cara menggerek menuju empelur (xylem) batang/cabang. Selanjutnya gerekan membelok ke arah atas. Menyerang tanaman muda. Pada permukaan lubang yang baru digerek sering terdapat campuran kotoran dengan serpihan jaringan. Akibat gerekan ulat, bagian tanaman di atas lubang gerekan akan merana, layu, kering dan mati. Cara pengendalian meliputi lubang gerekan dibersihkan dan ulat yang ditemukan dimusnahkan. Cara mekanis yang lain adalah memotong batang/ cabang terserang 10 cm di bawah lubang gerekan ke arah batang/ cabang, kemudian ulatnya dimusnahkan/ dibakar. Cara hayati bisa dipakai, misalnya dengan Beauveria bassiana, atau agen hayati lain (lihat halaman berikut).


Daur hidup

Telur hama Zeuzera coffeae berwarna kuning kemerahan / kuning ungu dan akan berubah menjadi kuning kehitaman, menjelang menetas. Telur diletakkan dicelah kulit kayu. Ulat berwarna merah cerah sampai ungu, sawo matang, panjangnya 3-5 cm. Kepompong dibuat dalam liang gerekan. Sayap depan ngengat berbintik hitam dengan dasar putih tembus pandang. Seekor betina dapat meletakkan telur 340-970 butir.


4. Penggerek batang/cabang
Glenea spp., Famili Cerambycidae, Ordo Coleoptera

Larva hama penggerek batang/cabang Glenea menggerek batang pokok, terutama pangkal batang pada jaringan kambium dengan arah gerekan menyamping (horizontal). Juga terjadi serangan pada pangkal cabang utama. Pada kulit batang nampak kerusakan yang berbentuk cincin. Pada sekitar lobang dijumpai sisa-sisa gerekan yang strukturnya berserat dan berbuih. Hama ini lebih sering ditemukan pada pohon kakao yang dekat hutan. Ini kurang dijumpai pada areal tanaman budidaya. Di Irian Jaya (Papua Barat) dijumpai tiga spesies dari Glenea ini, yaitu Glenea novemguttata, Glenea aluensis dan Glenea lefebueri. Glenea novemguttata juga ditemukan di Jawa.


Daur hidup:

Telur diletakkan satu per satu dalam sayatan/goresan kecil pada kulit pohon kakao yang dibuat oleh betina. Larva berwarna kekuning–kuningan atau kuning terang, dan membuat terowongan yang bentuknya tidak teratur. Dia membuat ruangan pada bagian kayu pohon kakao, kemudian berkepompong di sana. Dewasa memakan kulit pucuk atau kulit muda pada berbagai jenis tanaman. Dewasa aktif terbang di siang hari.


5. Tikus dan tupai / bajing
Famili Muridae dan Sciuridae, Ordo Rodentia

Tikus merupakan hama penting, karena serangannya sangat merugikan. Buah kakao yang terserang akan berlubang dan akan rusak atau busuk karena kemasukan air hujan dan serangan bakteri atau jamur. Serangan tikus dapat dibedakan dengan serangan tupai/bajing. Tikus menyerang buah kakao yang masih muda dan memakan biji beserta dagingnya. Tikus menyerang terutama pada malam hari. Gejala serangan tupai/bajing umumnya dijumpai pada buah yang sudah masak karena tupai hanya memakan daging buah, sedangkan bijinya tidak dimakan. Biasanya, di bawah buahbuah yang terserang tupai/bajing selalu berceceran biji-biji kakao. Jadi, tikus benarbenar hama, tetapi tupai tidak karena biji bisa dikumpulkan kembali. Tupai menjadi hama (merugikan) apabila biji-biji tadi tidak dikumpulkan. Pengendalian tikus dilakukan dengan sanitasi dan dengan cara hayati (lihat halamanberikut). Juga dapat digunakan umpan racun tikus (rodentisida).


Daur hidup:

Tikus berumur 1,5 bulan dapat berkembang biak dan menghasilkan anak 8-12 ekor dengan masa kehamilan 21 hari. Setelah 3 minggu, anak tikus memisahkan diri dari induknya dan mencari makanan sendiri. Seekor tikus dapat melahirkan 4 kali setahun.

0 komentar:

Posting Komentar

WITA (Waktu Indonesia Bagian Tengah)

Total Tayangan Halaman

Pengikut

KETUA UMUM HMPT-UH 2004-2005

KETUA UMUM HMPT-UH 2004-2005
Yusran

KETUA UMUM HMPT-UH 2005-2006

KETUA UMUM HMPT-UH 2005-2006
Akbar Palisu

KETUA UMUM HMPT-UH 2006-2007

KETUA UMUM HMPT-UH 2006-2007
Sucianti

KETUA UMUM HMPT-UH 2007-2008

KETUA  UMUM HMPT-UH 2007-2008
Laode Khalik

KETUA UMUM HMPT-UH 2008-2009

KETUA UMUM HMPT-UH 2008-2009
H. Rengga Mulia

KETUA UMUM HMPT-UH 2009-2010

KETUA UMUM HMPT-UH 2009-2010
Ahmad Amiruddin Usman
Powered By Blogger

Masukkan Code ini K1-1174AC-5
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com Download Software Tips Komputer

kenapa anda memilih untuk berlembaga?

Badan Pengurus Harian HIMPUNAN MAHASISWA PERLINDUNGAN TANAMAN. Diberdayakan oleh Blogger.